Oleh: Abdul Rozak*
MANUSIA selalu mengejar segala yang diinginkannya tercapai. Segala upaya akan ditempuh agar keinginannya terwujud. Tahapan-tahapan disiapkan. Jalan-jalan ditempuh.
Sekat-sekat dibuka. Mereka menghubungi berbagai lajur untuk kemudahan pencapaian keinginannya. Manusia mendahulukan keinginannya sendiri yang berpengaruh terhadap dirinya, terhadap anggota keluarganya, terhadap lingkungan terdekatnya yang akan menolong dirinya pada saat dibutuhkan.
Hubungan timbal balik dijadikan alasan oleh manusia pada umumnya. Mereka akan berbuat baik jika berdampak pada dirinya, jika menjadikan segala keinginannya dapat tercapai.
Fokus pada dirinya selalu dipegang dengan keeratan sepenuh hati. Mereka tidak mempedulikan apa yang akan terjadi dengan di luar dirinya. Kepentingan akan ketercapaian keinginannya dijadikan dasar bertindak.
BACA JUGA:Fakta Unik Dari Novel Ancika 1995
Mereka akan beralih pada saat kepentingannya tidak memungkinkan tercapai. Dia berpindah kepada pihak yang dapat mengantarkan ketercapaian keinginannya meski berbeda sepenuh hati dalam segala hal. Mereka untuk semesntara akan menyesuaikan dengan pihak yang diharapkannya.
Mereka akan membela sebela-belanya pihak yang dipercayainya selama pihak tersebut dapat mengantarkan kepada ketercapaian keinginannya.
Mereka tidak akan menghiraukan pendapat orang lain yang mengatakan tidak konsisten dan sebagainya. Mereka hanya konsisten pada keinginannya. Mereka hanya peduli terhadap segala hal yang menjadikan keinginannya tercapai.
Keinginannya mendesak seluruh potensi tubuhnya untuk mewujudkan dengan cara apa pun. Hatinya menggerakkan mata untuk melihat kondisi di luar dirinya yang dapat dijadikan jembatan pencapaian keinginan nya.
BACA JUGA:Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah Dasar Melalui 3P di Era Digitalisasi
Mata ditajamkan untuk melihat segala kemungkinan yang tersembunyi. Kaki dan tangan bergerak menuju wilayah yang menjadikan memudahkan ketercapaian keinginannya. Kakinya melangkah sesuai dengan perintah hatinya. Semua gerakan tubuh dikendalikan hati karena hatilah yang menginginkan.
Hati merasa senang jika keinginannya tercapai. Hati gelisah pada saat keinginannya gagal. Seluruh anggota tubuh itu bergerak untuk memuaskan hati yang terus menerus mempunyai keinginan.
Berburu keinginan memerlukan kekuatan yang memaksa pikiran mencari jalan keberwujudannya. Pikiran mendahului fisik, bergerak menerobos batas fisik.
Pikiran menjelajah ke semua arah. Terobosan-terobosan terkadang tidak memperhitungkan kondisi akhir pihak lain. Kemanfaatan dan kemudaratan tidak menjadi perhatian pihak yang berkeinginan terhadap pihak lain.