CIREBON - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendata remaja Indonesia yang melakukan hubungan suami istri di luar nikah. Dimana, angkanya sangat mengejutkan, remaja usia 16-17 tahun sebanyak 60 persen, usia 14-15 tahun 20 persen, dan pada usia 19-20 tahun sebanyak 20 persen.
Kasus HIV di Indonesia termasuk tinggi, di antara penyebab dominan yaitu pergaulan bebas atau free sex. Pencegahan yang bisa dilakukan dengan menghindari pergaulan bebas tersebut. Ketua Pencegahan HIV Kelurahan Kesambi Kokom Komalasari AmdKeb menjelaskan di Kota Cirebon, terutama Kelurahan kesambi, penyebaran HIV kebanyakan melalui hubungan seks berisiko. Mayoritas dari mereka adalah kelompok populasi kunci, laki suka laki atau LSL.
"Jadi kebanyakan hubungan seks berisiko yang tidak wajar dan tanpa perlindungan. Januari tahun ini ada kajian lebih lanjut tentang penyebaran HIV khususnya di Kelurahan Kesambi," kata Komala, Senin (8/1).
BACA JUGA:Satgassus BKO Siap Menangkan Ganjar-Mahfud di Kuningan
Katab dia, mental penderita HIV sangat mungkin terganggu. Apalagi ketika baru pertama mengetahui positif mengidap virus tersebut. Lalu ada beban harus mengonsumsi obat seumur hidup. Yang bisa dilakukan yaitu memberikan konseling. Selain memberikan konseling pada saat buka hasil positif, juga memberikan konseling pada saat mereka mengambil obat ARV setiap bulannya.
"Kemudian untuk menjaga mental mereka agar tetap terjaga, lingkungan sekitar atau sebaya harus memberi dukungan yang baik," tutur Komala.
Dijelaskan, HIV di Kota Cirebon didominasi faktor seks berisiko, seks di luar nikah atau hubungan sesama jenis. Pemulihan mental orang dengan HIV/AIDS (ODHA) juga jadi perhatian untuk survive. Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.
BACA JUGA:Target 21.612 Ha Lahan, Namun Baru 2.901 Ha Ditanami Akibat El Nino
Petugas Puskesmas Kesambi Fadhilah Indra Damayanti SKM menjelaskan, di antara penularan HIV melalui darah. Yang harus dihindari yaitu penggunaan narkoba, apalagi dengan media jarum suntik. Tidak melakukan seks yang tidak aman seperti hubungan di luar pernikahan atau gonta-ganti pasangan. Termasuk seks dengan sesama jenis.
"Kemudian hindari kontak darah dengan penderita HIV. Apabila sudah pernah merasa melakukan risiko penularan HIV ada baiknya memeriksakan kesehatan dengan tes HIV secara berkala.Karena HIV ini muncul gejalanya cukup lama, dari mulai terpapar virus minimal 3 bulan bahkan ada yang bertahun-tahun baru muncul gejala," paparnya. Fadhilah mengatakan, penderita HIV jangan dikucilkan. Yang harus diwaspada yaitu cara penularannya. (**)