Refaldo Fanther memberikan tantangan pada dirinya sendiri untuk lari selama 365 hari. Ia memulainya pada 1 Januari 2023, tepat di tanggal ulang tahunnya, dan tuntas pada 31 Desember 2023. Ia pun diwisuda sebagai Sarjana Pelarian.
Ya, tantangan itu berhasil diselesaikan Refaldo dengan total lari 2.800 KM. Refaldo sendiri menekuni olahraga lari sejak 2014. Ia rutin lari sejak masih kuliah. Saat itu masih bergabung dengan salah satu komunitas lari di Depok, yakni Derbyrunners.
Saat pindah ke Cirebon, Refaldo bergabung dengan komunitas lari Cirebon Runners di tahun 2018. Karena keseriusannya, ia mulai dilatih lari secara profesional oleh coach Lingga di tahun 2021. Bertepatan dengan ulang tahun Cirebon Runners, di tahun 2022 Refaldo untuk pertama kalinya mengikuti program lari setiap hari.
Karena saat itu merupakan program ulang tahun ke-7 Cirebon Runners, lari setiap hari dilakukan dengan jarak 7KM setiap harinya oleh para pelari, termasuk Refaldo. “Selama setahun saya bersama beberapa teman di Cirebon Runners lari 7KM dan berhasil menyelesaikan tantangan tersebut," cerita Refaldo kepada Radar Cirebon, kemarin.
BACA JUGA:APH Selidiki Proyek Alun-alun Pataraksa, DPRD Jabar Desak Audit Menyeluruh
Keberhasilannya tersebut mengantarkan Refaldo untuk memberikan challenge lebih besar pada dirinya. Lalu, mulai terbesit ide untuk memberikan tantangan lari 365 hari untuk dirinya sendiri. Tentu dikonsultasikan lebih dahulu dengan coach. Pasalnya saat melakukan lari setiap hari, beberapa risiko bisa saja terjadi. Seperti kelelahan, cidera, dan lainnya.
“Programnya saya konsultasikan dulu bersama coach, mulai dari jarak, waktu, pace, dan lainnya. Akhirnya saya mulai program ini (lari setiap hari, dimulai sejak 2022) dengan tetap dipantau oleh coach dan fisioterapi," jelasnya.
Dalam perjalannnya menyelesaikan tantangan tersebut, jumlah KM mingguan yang dicapai Refaldo dijaga di angka 50KM. Lari yang dilakukan setiap harinya disesuaikan dengan kemampuan tubuh. Rata-rata jarak lari yang dicapai setiap harinya antara 5KM hingga 21KM, tergantung kondisi tubuh, cuaca, dan waktu.
TANTANGAN LARI 365 HARI
Sementara itu, karena lari yang dilakukan selama 365 hari ini full outdoor, cuaca pun menjadi tantangan tersendiri bagi Refaldo. Setiap hari ia pun harus melihat atau mengecek prakiraan cuaca BMKG, terutama saat musim hujan. “Pernah ada satu hari itu full hujan. Jadi mau tidak mau saya tetap lari dengan kondisi hujan," ungkapnya.
BACA JUGA:Gapura Pataraksa Roboh, Bupati Cirebon: Ini Kacau, Bongkar Semua dan Bangun Ulang!
Bulan Februari menjadi bulan yang penuh tantangan karena bertepatan dengan musim penghujan. Usai itu, Refaldo pun melewati bulan puasa. Ada penyesuaian jam yang ia lakukan saat lari di bulan puasa. Selama bulan puasa, Refaldo melaksanakan lari setelah sahur atau sebelum buka puasa. “Karena saya juga mengajar di IAIN di atas jam 8 pagi, biasanya lari di bawah jam itu atau setelah subuh," terangnya.
Salah satu yang jadi motivasi dalam menyelesaiakan tantangan ini adalah riwayat penyakit yang dimiliki kedua orang tuanya. Sejak mengetahui kedua orang tuanya memiliki riwayat penyakit seperti darah tinggi, jantung, dan diabetes, Refaldo bertekad memiliki gaya hidup sehat dan membiasakan olahraga.
Sehingga ia memutuskan untuk rutin olahraga lari sejak 2014. “Konsistensi lari ini tujuannya untuk menjaga metabolisme tubuh tetap baik hingga tua nanti. Saya juga penasaran sampai di mana batas kemampuan saya untuk lari setiap hari," ungkapanya.
Beberapa kali lari saat hujan turun, flu ringan pun pernah dialami Refaldo. Namun syukurnya, sepanjang 2023 ia tidak merasakan sakit berat yang mengharuskannya bedrest sehingga 365 hari ini bisa tercapai.