Kesiapsiagaan dengan Hal Sederhana

Selasa 02 Jan 2024 - 17:15 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Oleh: Norma Andina Gumanti

SEBUAH refleksi atas kondisi kesehatan diri yang cenderung menurun, terutama ketika cuaca mulai ekstrem saat peralihan musim dari musim kemarau ke musim penghujan. 

Entah variabel mana yang lebih dulu memberi pengaruh, sependek yang penulis rasakan kondisi ini dipengaruhi oleh makanan dan temperatur udara.

Pada fase perubahan musim (sering disebut dengan pancaroba), kecepatan angin cenderung meningkat hingga menusuk sampai ke tulang. 

Masyarakat menyebutnya meriang, masuk angin, nggreges, dan sebagainya, serta mengasosiasikan keadaan dirinya dengan perubahan musim.

BACA JUGA:Raih 27 Suara, Iwan Ridwan Ketua PC Persis Majalengka

Ujaran yang sering diucapkan antara lain “Anginnya lagi gak enak”, “Cuacanya lagi nggak bagus, jadi banyak yang sakit”. Apa benar karena musim? Jawabannya bisa iya, bisa juga tidak. 

Kondisi kesehatan seseorang tidak bisa dilihat hanya dari musim, ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi. Tapi setidaknya, pendekatan antara kondisi kesehatan dengan musim ini membawa penulis pada sebuah pertanyaan: bagaimana orang Eskimo dapat hidup di Kutub Utara?

Salah satu suku yang tinggal di Kutub Utara adalah Suku Inuit yang merupakan bagian dari Suku Indian. Setelah mendengar kata kutub, maka wilayah yang hampir seluruhnya tertutup oleh es langsung tampak dalam benak. Dua kata yang setidaknya mengasosiasikan kondisi di sana; dingin dan beku. 

Sebagai bahan referensi tulisan ini, penulis menyimak video dokumenter yang diunggah oleh DW Documentary di kanal youtube mereka. Pada video tersebut, rumah yang dihuni oleh masyarakat Inuit memiliki bentuk yang serupa dengan rumah di zaman sekarang, memiliki atap, pintu, jendela, dinding, serta fondasi sebagaimana rumah pada umumnya. Bangunan rumah Iglo tidak nampak, mungkin masih ada di bagian kutub yang lain tetapi tidak terliput.

BACA JUGA:Pemdes Kuningan Gunakan Transaksi Non Tunai Untuk Kurangi Inflasi

Masyarakat Inuit memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berburu ikan. Ikan yang didapatkan juga bukan ikan seperti yang kita temukan di pasar. Dalam periode waktu tertentu, masyarakat Inuit akan berjaga di beberapa titik permukaan es untuk menunggu kedatangan ikan paus. 

Ikan yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari terutama ketika musim dingin tiba. Kandungan lemak dalam ikan ini yang mampu menjaga fisik masyarakat Inuit agar tetap hangat.

Bila membahas ketahanan fisik masyarakat Inuit, beberapa sumber menyatakan bahwa terjadi evolusi genetik sehingga saat ini mereka sudah mampu beradaptasi dengan suhu yang ekstrem. Pembahasan tersebut tentu sangat kompleks karena harus merunut sejarah dari ratusan tahun yang lalu. 

Tulisan ini membawa sebuah refleksi dari masyarakat Inuit yang dapat diterapkan pada penduduk di negara beriklim tropis, yakni tentang cara menyesuaikan diri dengan cuaca yang bahkan estrem sekalipun.

Kategori :