Selanjutnya, cemas terhadap kesehatan, yakni rasa kekhawatiran tentang gejala fisik kecil yang dianggap tanda penyakit serius. Misalnya, seseorang yang merasa cemas karena sakit kepala dianggap sebagai penyakit berat tanpa pemeriksaan dokter.
Sedangkan dalam sosial, seseorang akan merasa takut atau tidak nyaman saat berinteraksi dengan orang lain, berbicara di depan umum, bertemu orang baru, dan menghadapi situasi yang melibatkan penilaian sosial, seperti wawancara kerja.
Kemudian, untuk cemas terhadap keselamatan dan teknologi. Seseorang merasakan kekhawatiran tentang keamanan saat bepergian, terutama dalam perjalanan yang jauh atau ke tempat yang belum pernah disinggahi, dan perasaan takut terjadi kecelakaan pada saat naik kendaraan umum.
Sedangkan cemas terhadap teknologi, terkhusus generasi milenial. Mereka terus-menerus memeriksa notifikasi dan merasa gelisah jika tidak bisa terhubung dengan internet, cemas terhadap kehilangan data dan privasi.
BACA JUGA:Guna Kebutuhan Susu MBG, Pemerintah Targetkan 200 Ribu Sapi Perah
Sementara itu, puncak dari rasa cemas yang terakhir ialah rasa cemas terhadap masa depan. Kecemasan yang hampir setiap saat hinggap di benak banyak orang. Rasa cemas ini biasanya muncul ketika seseorang merasa tidak memiliki kendali penuh atas situasi yang akan datang.
Kecemasan ini bisa dibagi menjadi dua hal. Pertama, hal yang bersifat duniawi. Seperti cemas terkait ketidakpastian pekerjaan/karier, dan ketakutan akan kegagalan dalam mencapai tujuan (cita-cita).
Kedua, hal yang bersifat ukhrawi, seperti rasa cemas diterima tidaknya oleh Allah SWT atas segala amal dan perbuatan baik yang telah dikerjakan oleh seseorang.
Selayang pandang rasa cemas ini pernah disampaikan oleh Lubis (2009: 14) kecemasan merupakan perasaan yang anda alami ketika berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan yang akan terjadi.
BACA JUGA:Araujo dan Tchouameni Pindah Klub
Rasa cemas, meskipun sering dianggap sebagai pengalaman negatif, sebenarnya memiliki manfaat bagi kehidupan seseorang jika dikelola dengan baik.
Dalam konteks yang tepat, kecemasan dapat berfungsi sebagai alat adaptif (mudah menyesuaikan diri dengan keadaan) yang membantu kita menghadapi tantangan, melindungi diri, dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Mengelola rasa cemas artinya membuat langkah penting untuk mencapai kesejahteraan emosional dan menjadi pribadi yang lebih baik. Ada beberapa strategi yang dapat membantu kita guna mengatasi kecemasan dengan lebih efektif.
Pertama, latihan bersyukur. Satu kalimat singkat yang sering didengar, tetapi suka lupa untuk bersyukur. Secara spiritual seseorang akan merasa tenang dan bahagia bila ia selalu bersyukur. Dengan kata lain, fokus pada hal-hal yang positif dalam hidup supaya bisa membantu mengurangi rasa kekhawatiran.
BACA JUGA:Ratusan Petinju Bersaing, Tambah Jam Terbang
Kedua, latihan pernapasan dalam. Pada strategi ini menggunakan teknik pernapasan dalam. Tarik napas perlahan melalui hidung selama 4 detik, tahan selama 7 detik, lalu embuskan melalui mulut selama 5 detik. Manfaat dari teknik ini bisa menenangkan sistem saraf, pikiran lebih sadar, reaksi emosi tidak berlebihan, dan meredakan ketegangan.