JAKARTA – Harga Toyota Innova Zenix Hybrid diprediksi akan mengalami penurunan setelah pemerintah memberlakukan insentif pajak mobil hybrid mulai 2025. Insentif berupa pengurangan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) menjadi hanya 3 persen akan memberikan keuntungan bagi konsumen sekaligus mendorong pertumbuhan pasar mobil hybrid di Indonesia.
Henry Tanoto, Wakil Direktur Utama PT Toyota Astra Motor, menyebut bahwa insentif ini jauh lebih rendah dibandingkan PPnBM yang saat ini berlaku, yaitu sebesar 6-8 persen tergantung tingkat emisi kendaraan. Penurunan PPnBM tersebut secara langsung akan berdampak pada harga jual mobil hybrid, termasuk Innova Zenix Hybrid.
“Insentif mobil hybrid ini akan menguntungkan konsumen karena harga mobil hybrid akan turun. Perbedaan harga antara mobil hybrid dan mesin konvensional (ICE) juga akan semakin kecil,” ujar Henry dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/12/2024).
BACA JUGA:Cek Seluruh Bangunan Atap Material Baja Ringan Lima Tahun Terkahir
Sebagai contoh, Henry menjelaskan bahwa harga Toyota Innova Zenix Hybrid dapat mengalami penyesuaian signifikan. Saat ini, selisih harga antara varian hybrid dan ICE mencapai sekitar Rp30 juta, namun dengan adanya insentif pajak, selisih tersebut diperkirakan menyusut menjadi Rp20 juta.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa kebijakan insentif ini merupakan bagian dari paket stimulus pemerintah untuk industri otomotif. Selain insentif PPnBM 3 persen untuk kendaraan hybrid, pemerintah juga memberikan PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) sebesar 10 persen dan PPnBM DTP hingga 15 persen untuk kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB).
“Selain memberikan insentif pajak untuk mobil listrik, pemerintah juga memberlakukan PPnBM DTP sebesar 3 persen untuk kendaraan hybrid. Kebijakan ini bertujuan mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Airlangga dalam konferensi pers “Paket Kebijakan Ekonomi: Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif & Berkelanjutan” di Jakarta, Senin (16/12/2024).
Airlangga menambahkan, pemberian stimulus ini juga dimaksudkan untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah upaya meningkatkan penetrasi kendaraan ramah lingkungan di pasar otomotif nasional. Dengan kebijakan ini, diharapkan transisi menuju kendaraan yang lebih hemat energi dan rendah emisi dapat berjalan lebih cepat dan terjangkau bagi konsumen Indonesia.