BACAKORAN.CO - Kementarian Perindustrian (Kemenperin) masih mempertimbangkan proposal investasi Apple yang ditawarkan dengan nilai fanstastis.
Apple yang merupakan perusahaan raksasa asal Amerika Serikat itu baru-baru ini memasang strategi baru dengan rencana menambah nilai investasi ke Indonesia.
Apple menawarkan investasi sebesar USD100 juta atau sekitar Rp1,58 triliun (kurs Rp15.800) di Indonesia selama dua tahun.
BACA JUGA:Ribuan Buruh Wilayah Timur Cirebon Demo, Minta UMK 2025 Sesuai KHL
Meski jumlah tersebut tergolong besar dibanding proposal Apple 2020-2023 senilai Rp271 miliar, namun pemerintah belum meliriknya.
Menurut Kemenperin, pihaknya masih perlu mempertimbangkan dan mengkaji proposal tersebut dan memikirkan apakah rencana Apple dapat berkeadilan.
“Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Kementerian Perindustrian dalam mengkaji isi proposal yang disampaikan oleh Apple tersebut,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif ketika di Kementerian Perindustrian pada Kamis, 21 November 2024.
BACA JUGA:Ribuan Buruh Rokok Dapat BLT Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
Lebih lanjut, Febri memaparkan isi proposal yang diajukan Apple meliputi rencana investasi selama dua tahun senilai Rp1,58 triliun.
Dalam rencana Apple, mereka akan membangun development center, Apple Academy di Bali dan Jakarta, serta pembangunan pabrik komponen mesh Airpod Max.
Mengetahui rencana itu, Kemenperin masih mempertimbangkan dengan teliti apakah investasi tersebut dapat berkeadilan bagi Indonesia.
BACA JUGA:7 Skala Prioritas Terkait Isu Pembangunan Kabupaten Cirebon 2025
Mengingat investasi yang ditawarkan berbeda untuk negara lain seperti Vietnam dan Thailand.
Kemenperin Sebut Investasi Tidak Fair, Kenapa?
Kemenperin menilai investasi yang dinaikan hingga 10 kali lipat ini dapat memicu ketidak adilan atau tidak fair.
"Seharusnya kita melihat apakah nilai USD100 juta tersebut berkeadilan atau tidak bagi Indonesia, dibandingkan dengan negara tujuan investasi Apple lainnya seperti India, Vietnam, dan Thailand,” tegasnya.
BACA JUGA:Buruh Minta Penetapan UMK 2025 Sesuai Putusan MK
Tak hanya itu, Kemenperin juga pertimbangkan total investasi Apple terhadap investasi produsen produk handphone, komputer, dan tablet (HKT) di Indonesia.
Mengingat di era pemerintahan Presiden Prabowo terdapat target yang perlu dipenuhi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
"Bukan hanya Apple yang berinvestasi memanfaatkan pasar domestik. Kita sedang menilai apakah nilai tersebut berkeadilan dan sesuai dengan target pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dengan banyak menyerap tenaga kerja. Begitu juga harapan Kemenperin untuk investasi ini,” jelas Jubir Kemenperin.
BACA JUGA:Ranking FIFA Timnas Indonesia Melesat, Dekati Vietnam dan Jauhi Malaysia
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang meminta Apple untuk bekerjasama dengan industri dalam negeri untuk mengintegrasikan Global Value Chain (GVC) Apple.
Menurutnya, hal ini dapat berdampak positif bagi sektor manufaktur di Indonesia, sehingga bisa memyerap tenaga kerja di sekotor serupa.
Hingga saat ini, pemerintah masih berupaya menagih janji Apple yang berkomitmen investasi Rp271 miliar yang tak kunjung direalisasikan.
BACA JUGA:Lengkapi 16 Kamera Pengawas, Desa Trusmi Kulon sebagai Kampung Bebas Narkoba
Hal ini lantas menjadi faktor utama Kemenperin belum mengeluarkan sertifikasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan izin impor untuk Apple iPhone 16 series. (*)