Setiap kali kita menemukan sesuatu pada tetangga yang tidak sesuai dengan kita, yakinilah bahwa di sana ada takdir Allah.
Jangan kekesalan kita tumpahkan kepada mereka sebagai manusia saja, tapi coba sadari bahwa apapun yang dilakukan oleh manusia tidak lepas dari kodrat dan iradatnya Allah SWT.
BACA JUGA:Ansor Miliki Tanggung Jawab Sosial Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pilkada
Allah penentu takdir baik dan buruk pada setiap manusia. Keridlaan atau kerelaan kita terhadap takdir Allah, apakah itu takdir baik atau takdir buruk, merupakan suasana hati yang menghadap sepenuhnya pada Allah.
Mudah-mudahan dengan cara ini, kita mampu bersabar dari susana yang tidak baik dalam hubungan bertetangga. Tapi, cara tersebut bukanlah cara yang terbaik, karena cara yang semestinya adalah kita tetap lemah lembut padanya.
Seseorang berpotensi memiliki tetangggayang seiman dan memiliki hubungan kekerabatan, seiman dan tidak memiliki hubungan kekerabatan dan berpotensi memiliki tetangga yang tidak seiman dan tidak memiliki hubungan kekerabatan.
Tiga macam tetangga tersebut semuanya memiliki hak sebagai tetangga, walaupun tetangga yang seiman dan memiliki hubungan kekerabatan, tentu memiliki hak sebagai tetangga, sebagai sesama muslim dan hak sebagai kerabat.
BACA JUGA:Dampak Wabah PMK, Peternak Terjerat Hutang Hingga Kini
Tetangga yang seiman tapi tidak ada pertalian kekerabatan, maka ia memiliki hak sebagai tetangga dan sesame muslim atau seiman. Dan tetangga yang tidak memiliki kekerabatan dan tidak seiman, maka ia memiliki hak sebagai tetangga.
Tanpa mempertimbangkan apapun, apakah tetangga adalah orang yang pertama kali menolong kita bila kita membutuhkan pertolongan, atau hal-hal lain karena kedekatan domisili dan fisik, tetangga tetaplah orang-orang terdekat yang telah diposisikan oleh ajaran Islam dihormati sebisa mungkin.
Semoga kita termasuk orang yang mampu menghormati tetangga. (*)
*Penulis adalah Guru PAI Senior SMP Negeri 8 Kota Cirebon