Tetangga Aman Tanda Beriman

Senin 18 Nov 2024 - 18:48 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Rasulullah SAW ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas keburukannya.” (HR al-Bukhari).

Hadis di atas merupakan peringatan keras buat kita. Nabi Muhammad SAW melakukan penekanan dengan menyebut Demi Allah dan mengulangnya tiga kali, menandakan keseriusan persoalan tersebut.

Maka, menghadapi tetangga harus selalu dipenuhi motivasi kuat bahwa yang sedang dilakukan adalah perintah Allah.

BACA JUGA:117 PNS di Lingkungan Pemerintah Kota Cirebon Masuki Masa Purnabakti

Basa-basi, sok kenal sok akrab, boleh jadi terpaksa dilakukan demi untuk mencairkan suasana agar jalinan ketetanggaan menjadi baik.

Nabi Muhammad mengajarkan kepada umat Islam agar memperlakukan tetangga dengan istimewa. Jika tetangga meminta bantuan, maka kita harus menolongnya. Jika meminta pinjaman, kita meminjaminya. 

Jika fakir, kita memberinya. Jika sakit, kita menjenguknya. Jika meninggal, kita mengantar jenazahnya. Jika mendapat kebaikan, kita menyampaikan selamat untuknya. Jika dia ditimpa kesulitan, kita menghiburnya. 

Nabi juga melarang kita  meninggikan bangunan di atas bangunannya, sehingga menghalangi angin yang menghembus untuknya, kecuali atas izinnya.

BACA JUGA:Kisruh Kenaikan PPN 12 Persen, Ini Tanggapan Apindo

Jika kita membeli buah, hadiahkanlah sebagian untuknya. Jika tidak melakukannya, maka simpanlah buah itu secara sembunyi-sembunyi. 

Janganlah anak kita membawa buah itu agar anaknya tidak menjadi marah. Begitu kita dingatkan oleh Nabi agar tidak menyakiti dengan suara wajan atau alat masak kita kecuali kita memberi sebagian isi wajan itu untuknya. 

Pada tetangga kita juga perlu membiasakan memberi salam terlebih dahulu kepadanya, membalas kebaikannya, menghindari sesuatu yang tidak membuatnya bahagia, menyambut tetangga dengan wajah berseri-seri dan penuh hormat, dan memberikan hak-haknya yang lain. 

Keberhasilan bertetangga tidak ada kaitannya dengan tingkat kekayaan atau kemiskinan seseorang. Bertetangga memang istimewa.

BACA JUGA:PkM Kolaborasi Internasional Dosen UINSSC di Pattani-Thailand Dimulai dengan Penyelaman Empat Isu Utama

Kadang yang berpengetahuan tinggipun tidak menjamin berhasil. Yang berpangkat tinggi, bisa gagal. Bertetangga sering menjadi taruhan keimanan kita.

Kepasrahan kepada Allah dan keyakinan yang baik dalam berhubungan dengan tetangga menjadi awal yang baik dalam ketetanggaan.

Tags :
Kategori :

Terkait