CIREBON- Aksi peminta sedekah yang terkesan memaksa para pengunjung yang berdatangan ke kompleks Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, viral di media sosial (medsos). Tempat wisata religi itu pun jadi sorotan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon Drs H Abraham Mohamad MSi juga menanggapi aksi para peminta sedekah yang terkesan memaksa pengunjung kompleks Makam Sunan Gunung Jati. Abraham mengaku prihatin melihat video yang saat ini tengah viral tersebut.
Menurut Abraham, jika disediakan kotak sedekah di tempat wisata religi Sunan Gunung Jati, tak semestinya kotak itu dijaga. Karena, keberadaan penjaga kotak dan mengarahkan peziarah untuk bersedekah, justru menimbulkan kesan paksaan.
“Kalau dijaga dan mengarahkan untuk bersedekah, itu kesannya ada paksaan. Kalau seikhlasnya, itu cukup pakai tulisan saja," ujar Abraham kepada Radar Cirebon, Minggu (10/11/2024).
BACA JUGA:Komitmen Hidup Berdampingan
Menurutnya, video viral itu menjadi kritik bagi Pemkab Cirebon maupun pihak Keraton Kanoman yang memiliki kewenangan terhadap tempat wisata religi tersebut. Karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dan mencari jalan terbaiknya.
“Pihak Pemkab Cirebon melalui Disbudpar hanya sebatas memediasi mencari jalan yang terbaik gimana. Harus segera dievaluasi, apa yang menjadi input, output, outcome, benefit, maupun impact-nya,’’ katanya.
Abraham mengatakan, dampak dari aktivitas dalam video tersebut seolah mentradisikan sedekah yang keliru dan sifatnya tidak mendidik. Menurutnya, hal meminta-minta sedekah itu nantinya akan ditiru oleh anak-anak dan generasi muda.
Mengenai benefit, Abraham meminta agar warga setempat bersyukur dengan peninggalan Sunan Gunung Jati. Dia mengakui, Sunan Gunung Jati memberikan pesan ingsun titip tajug lan fakir miskin. Namun, definisi fakir miskin itu seharusnya sesuai dengan standar dari dinas sosial.
BACA JUGA:Waspada Ancaman Cuaca Ekstrem, BPBD Siapkan Posko Siaga hingga Tim Medis untuk Tanggap Darurat
Jika meminta-minta sedekah seperti itu, Abraham menilai hal tersebut sama dengan memiskinkan diri. “Memberi itu seharusnya pada tempatnya. Misalnya kepada orang yang benar-benar fakir dan miskin, orang jompo, duafa, yatim piatu, yang benar-benar memang harus dibantu,” terangnya.
Mengenai impact dari aktivitas tersebut, Abraham menilai, akan menimbulkan stigma dari orang luar bahwa warga Kabupaten Cirebon banyak yang meminta-minta. Abraham pernah mengunjungi kompleks makam Wali Songo lainnya. Namun, jumlah kotak sedekah yang ada di sana secara kuantitas tidak sebanyak di kompleks Makam Sunan Gunung Jati Cirebon.
Karena itu, ia akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan di kompleks Makam Sunan Gunung Jati, baik dari kerabat keraton maupun pemerintah desa setempat untuk memberikan edukasi mengenai hal tersebut. (cep)