Integrasi ChatGPT

Kamis 24 Oct 2024 - 19:44 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dosen harus mengajarkan tentang etika penggunaan ChatGPT. Bahwa mahasiswa harus mencari sumber informasi yang valid, termasuk pentingnya mengutip sumber rujukan dengan benar, dan menghindari menyalin tulisan tanpa memberikan atribut.

Kemudian, dosen harus membuat rubrik penilaian yang jelas sesuai dengan etika dan standar. Langkah ini penting untuk menjaga integritas akademik. Rubrik penilaian mencakup orisinalitas dan ketajaman analisis.

Pengawasan terhadap tindakan plagiarisme perlu dilakukan. Pengawasan ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi lainnya, berupa perangkat pendeteksi.

BACA JUGA:Suhendrik Himbau Masyarakat Waspada Peralihan Musim Kemarau ke Musim Hujan

Teknologi ini memungkinkan dosen untuk memastikan bahwa pekerjaan mahasiswanya tidak melanggar standar etika yang ditetapkan dalam rubrik penilaian.

Dengan begitu, rubrik penilaian dan pengawasan terhadap plagiarisme bekerja secara sinergis untuk memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya memenuhi standar penilaian, tetapi juga bertanggung jawab secara akademis dalam penggunaan teknologi.

Setelah mendapatkan hasil penilaian tugas mahasiswa, dosen perlu memberikan umpan balik dengan melakukan interaksi secara personal dengan mahasiswa tentang hasil pekerjaan mereka.

Proses umpan balik ini dapat membangun kesadaran dan pemikiran kritis mahasiswa tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Strategi terakhir adalah penerapan model pembelajaran kolaborasi dan proyek kelompok.

BACA JUGA:Siagakan Personel 24 Jam Awasi Logistik Pilkada

Dengan model pembelajaran ini, mahasiswa terdorong untuk berinteraksi dan berkontribusi secara langsung untuk mengurangi ketergantungan terhadap ChatGPT sebagai sumber utama dalam pekerjaan mereka.

Dengan menggabungkan strategi ini, dosen dapat memastikan bahwa penggunaan teknologi dalam pembelajaran memberikan dampak positif bagi perkembangan akademik mahasiswa.

Pendidikan tinggi dapat menjadi pionir dalam pengintegrasian teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan, menyiapkan generasi yang adaptif terhadap perubahan, dan menghadirkan solusi untuk menghadapi tantangan yang dihadapi masyarakat global.

Bagaimana kita mengendalikan dan mengelola teknologi ini akan menjadi refleksi diri kita sebagai masyarakat pendidikan yang bertanggung jawab.

BACA JUGA:Siti Farida Prioritaskan Program untuk Pelaku Usaha Kecil di Kota Cirebon

Kita perlu meniti jalan dengan penuh kehati-hatian dan kebijaksanaan untuk memastikan bahwa kotak pandora teknologi bukanlah kutukan, melainkan sumber inspirasi yang membawa kita menuju masa depan pendidikan yang lebih cerah dan berkelanjutan. (*)

*Penulis adalah Dosen UNU

Tags :
Kategori :

Terkait