Desa Kalitengah Kecamatan Tengahtani, mengalami kekeringan parah selama tiga bulan terakhir.
Warga desa kini harus mengantre panjang untuk mendapatkan air dari sumur tetangga yang masih memiliki pasokan terbatas. Kekeringan ini disebut sebagai yang terburuk dalam lima tahun terakhir.
Nur, salah satu warga Desa Kalitengah, menjelaskan, sumur di rumahnya telah kering total selama tiga bulan. “Sumur di rumah sudah tidak mengeluarkan air sama sekali, benar-benar kering,” ujar Nur, Kamis (17/10).
Ia bersama warga lainnya terpaksa bergantian mengambil air dari sumur tetangga yang masih menyimpan sedikit air.
BACA JUGA:Kelola Sampah Berbasis Ekosistem
“Kami harus sabar antre, apalagi mesin pompa sumur hanya bisa bekerja kalau masih ada air. Kalau sudah habis, ya mesinnya ikut mati. Jadi, terpaksa menunggu sampai airnya ada lagi,” jelas Nur.
Menurutnya, besar sumur di Desa Kalitengah memiliki kedalaman antara 12 hingga 15 meter, tetapi itu tidak cukup untuk mengatasi kekeringan berkepanjangan. Dampaknya, warga kesulitan memenuhi kebutuhan dasar seperti mandi, memasak, dan mencuci.
“Warga harus menunggu sabar menunggu giliran dan mengandalkan mesin pompa sumur, yang hanya bisa menyala saat air masih tersedia. Kalau airnya ada, mesin pompa bisa jalan. Tapi kalau sudah habis, ya pompa ikut mati, jadi harus menunggu sampai ada air lagi,” ungkapnya.
Kondisi ini membuat pemerintah desa bergerak cepat dengan mengajukan permohonan bantuan air bersih kepada pemerintah daerah. Warga sangat berharap bantuan segera tiba untuk meringankan beban mereka.
BACA JUGA:Percepat Program Pembangunan Daerah
Sementara itu, Koordinator Lapangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Faozan, membenarkan situasi ini.
“Kami sudah menerima laporan dari pemerintah desa setempat mengenai permohonan bantuan air bersih. Setelah kami cek, memang benar terjadi kekeringan parah. Hampir semua sumur warga sudah mengering,” jelasnya.
Menurutnya, BPBD tengah mengupayakan pengiriman bantuan air bersih ke Desa Kalitengah dalam waktu dekat.
Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air warga yang semakin mendesak, terutama karena minimnya curah hujan yang memperparah kondisi kekeringan di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Langkah Konkret Menuju Industri 5.0