Pesantren Pusat Pendidikan Akhlak

Jumat 18 Oct 2024 - 15:49 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

BACA JUGA:Ridho Optimis Paslon Ridho-Kamdan Tetap Menang Meskipun Berbagai Isu Miring Beredar

Ketiga, dalam pesantren para santri pun diajarkan tentang akhlak mulia. Dengan akhlak mulia, diharapkan mereka menjadi suri teladan bagi keluarga dan masyarakatnya. Oleh karena itu, banyak lulusan pesantren yang memiliki kontribusi besar dalam membangun negeri ini. 

Keempat, lulusan pesantren dituntut untuk menjaga, mengamalkan, dan meningkatkan amal saleh. Sebab, Islam menginginkan orang yang berilmu mengamalkan ilmunya demi kebaikan diri dan orang lain. Ilmu pada seseorang ibarat sebatang pohon dan amal sebagai buahnya. 

Perintah belajar dan menuntut ilmu bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas amal. Dengan amal itu, seseorang memperoleh kebahagiaan di dunia dan selamat di akhirat. Karena itu, pesantren menjadi pilihan utama pendidikan berkualitas dan tempat yang tepat untuk membentuk insan paripurna (insan kamil), atau sederhananya menjadikan anak saleh (berakhlak) dan pinter.

Betah di Pesantren

BACA JUGA:Tumpukan Sampah di Aliran Sungai Cigede, Gema Jabar Hejo Langsung Koordinasi dengan Berbagai Pihak

Modal belajar di pesantren adalah rasa betah. Jika tidak betah, anak pintar pun akan kehilangan konsentrasi belajar. Sebaliknya, jika anak itu pas-pasan tetapi betah di pesantren, ia akan dapat konsentrasi dan belajar dengan baik.

Hal yang perlu dilakukan orang tua ketika anak belajar di pesantren adalah doa. Jika segala upaya sudah dilakukan, maka langkah berikutnya adalah menguatkan diri dengan doa. Sebab yang membolak-balikkan hati itu, bukan siapa-siapa tetapi Allah SWT.

Pada umumnya, orang tua memasukkan anak ke pesantren, ingin memperoleh tempat aman dan nyaman bagi anak.

Tempat yang sesuai dengan harapan orang tua. Apalagi banyak tempat saat ini mengkawatirkan orang tua. Pendek kata, orang tua meghendaki pendidikan yang diberikan ini menghasilkan peserta didik menjadi anak saleh dan pintar.

BACA JUGA:Proses Seleksi Pengawas Tempat Pemungutan Suara Cukup Ketat

Pola aktivitas keseharian di pesantren berbeda. Jika di rumah anak lebih banyak nonton televisi dan internetan, di pesantren lebih banyak mengkaji Alquran.

Hal sama terjadi juga dalam hal makan dan minum. Di rumah, makan, minum, dan mandi tidak harus mengantre. Di pesantren harus mengantre, sepintas hal ini tampak sepele, tetapi dikemudian hari anak akan tumbuh menjadi insan yang berkarakter sabar dan mandiri.

Kehidupan pesantren, mengantarkan anak pada kehidupan 24 jam bersama teman. Jika di rumah hanya mengenal beberapa orang, maka di pesantren akan mengenal banyak orang dengan latar belakang keluarga dan daerah yang berbeda-beda.

Di situlah akan terjadi kerukunan yang lintas batas, menanamkan dan menjalin ukhuwah. Makanya di pesantren ditanamkan saling menghargai dan menghormati. Yang tua menyayangi yang muda, yang muda hormat kepada yang tua. Di pesantren juga diajarkan akhlak kepada guru, orang tua, dan teman.

BACA JUGA:Biar Percaya Diri, Disdik Kota Cirebon Gelar Pekan Kreativitas Anak Usia Dini

Tags :
Kategori :

Terkait