Meminta Bahagia

Rabu 16 Oct 2024 - 17:46 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Hal ini dapat diartikan bahwa kebahagiaan harus diusahakan. Bahagia harus diupayakan dengan serius. Boleh jadi bahagia diperoleh setelah melalui berbagai rintangan yang melelahkan dan membuat seseorang sudah berada dipinggir rasa putus asa.

Maka, orang lebih sering mengucapkan mencari kebahagiaan dari pada meminta kebahagiaan. Padahal dari teks doa di atas, kebahagiaan itu dimintakan kepada Allah swt, bukan diusahakan. 

MAKNA BAHAGIA

Seseorang akan menjadi bahagia biasanya ditujukkan dengan  prilakunya,  misalnya merasa aman, baik, beruntung, cerah, ceria, enak, gembira, lega, makmur, mujur, puas, riang, sejahtera, selamat, senang, sentosa, suka cita, dan tentram. Ungkapan tersebut merupakan tanda-tanda seseorang merasa bahagia. 

BACA JUGA:Kolaborasi XL Axiata dan Kemen PPPA: Program Unik yang Membuka Peluang Baru bagi Perempuan di Lapas

Rasa bahagia yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk menikmati rasa aman, rasa beruntung, merasa cerah, merasa ceria, merasa enak, merasa gembira, merasa lega, merasa makmur, merasa mujur, meras puas, merasa riang, merasa sejahtera, merasa selamat, merasa senang, merasa sentosa, bersuka cita, dan merasa tentram. 

Rasa-rasa ini memang dapat dirasakan sebagai akibat dari berbagai usaha yang kita lakukan. Ketika kita berusaha untuk menciptakan keharmonisan di rumah tangga, maka akan muncul rasa aman di rumah.

Namun sebetulnya, tidak semua usaha dapat menimbulkan bahagia. Bahagia termasuk bagian dari berkah. Berkah diperoleh setelah kita taat kepada Allah.

Albarkah ba da taah. Berkah diperoleh setelah kita taat kepada Allah. Taat yang dimaksud adalah mengikuti prosedur yang benar yang telah diperintahkan oleh Allah. 

BACA JUGA:Nikita Mirzani Bongkar Sosok Selingkuhan Paula Verhoeven: Inisial N Pernah Tinggal di Rumah Baim

Usaha manusia akan menimbulkan dua akibat paling tidak, yaitu manfaat dan maslahat. Manfaat ditimbulkan oleh sesuatu yang telah dikerjakan yang bisa diduga sebelumnya.

Orang yang makan, manfaatnya mampu untuk menimbulkan tenaga baru. Tapi apakah tenaga baru itu maslahat atau tidak? Itu belum tentu.

Bila menimbulkan kebaikan, maka disebut maslahat. Maslahat yang mempu dirasakan oleh seseorang setelah melakukan sesuatu disebut berkah. Dan berkah itu satu bagian yang menimbulkan kebahagiaan. 

Namun ada pula usaha manusia yang hanya menimbulkan manfaat tapi tidak menghasilkan maslahat. Allah SWT berfirman: al-haakumut-takaasur (QS. Attakatsur: 1) artinya Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. 

BACA JUGA:BPBD Bentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana di SMPN 18 Kota Cirebon

Ayat tersebut mengingatkan kita semua, uapaya yang kita lakukan boleh jadi memenuhi manfaatnya, misalnya orang kaya mampu membeli kendaraan, rumahnya mewah.

Tags :
Kategori :

Terkait