Komipo bersama Cirebon Power Services bekerjasama dengan Ditpolairud Polda Jabar, meresmikan sejumlah pembangunan dan renovasi dari program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, Kamis (10/10). Salah satunya, renovasi Gedung MI Al-Mukarromah dan pengadaan sumur bor air bersih di Desa Bandengan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.
Kegiatan ini dihadiri langsung Presiden Direktur PT Cirebon Power Services, Mr Lee Dal Jae, Dirpolairud Polda Jabar diwakili oleh Kasubdit Patroli Ditpolairud Polda Jabar AKBP Didit Eko Herawanto SIK, Kuwu Bandengan Nining Suningsih, Kepala MI Al-Mukarromah Ifah Latifah, serta sejumlah tamu undangan lainnya.
Didit Eko mengatakan, peresmian beberapa fasilitas ini atas kerja sama Komipo dan PT Cirebon Power Services bersama Ditpolairud Polda Jabar. "CSR ini sudah diberikan sejak PLTU satu berdiri kepada masyarakat sekitar perusahaan", sebut Didit.
Selain gedung MI dan sumur bor, juga terdapat beberapa bantuan lainnya yang diberikan pada desa-desa sekitar PLTU. seperti pembangunan dermaga di Desa Waruduwur, pembangunan lampu navigasi (suar) di muara mundupesisir, pembangunan sliyer dan dok perahu di Desa Pengarengan Kecamatan Pangenan, hingga lampu penerangan jalan solar cell di sejumlah desa yang ada di sekitar PLTU.
BACA JUGA:Pemindahan ASN ke IKN Januari 2025
"Direktorat Polisi Perairan Korps Kepolisian Perairan dan Udara selalu mendampingi dan memfasilitasi seluruh kegiatan masyarakat yang layak untuk diberikan bantuan," tambah Didit.
Bantuan bertepat guna dan berdaya guna untuk masyarakat tidak hanya bantuan fasilitas layanan. Juga bantuan untuk UMKM wilayah pesisir agar lebih bisa meningkatkan perekonomian tanpa hanya mengandalkan hasil laut.
Kepala MI Al-Mukarromah, Ifah Latifah mengaku bersyukur dengan adanya bantuan CSR dari Komipo, Cirebon Power dan Ditpolairud. "Beberapa kali saya mengusulkan renovasi pada sejumlah pihak, mulai dari pemerintah hingga perusahaan, tetapi hasilnya nol," ungkap Ifah.
Sehingga, dengan adanya bantuan renovasi untuk beberapa ruangan yang nyaris ambruk, minimal membuat pembelajaran madrasah lebih nyaman dan tidak membahayakan siswa. "Bangunan tidak terpakai akhirnya bisa dipakai, bahkan toilet yang sudah tidak layak pakai, kini bisa dimanfaatkan," tutup Ifah. (rls)