BACA JUGA:Jelang Nataru, Bahas Potensi Kepadatan di Tol
Permainan tradisional di Cirebon bukan hanya untuk kesenangan. Mereka adalah pelajaran hidup, mengajarkan kerja sama, strategi, dan keterampilan sosial. Lebih dari itu, mereka adalah penjaga kearifan lokal, alat untuk mengajar sejarah dan budaya dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.
Ambil contoh 'Egrang', yang mungkin dulu adalah cara praktis untuk menyeberangi sawah, kini menjadi simbol kegembiraan dan keterampilan fisik. 'Congklak', lebih dari sekadar permainan, adalah latihan strategi dan perhitungan. Sementara 'Gasing', bukan hanya permainan kekuatan, tapi juga simbol keseimbangan. Dan 'Balap Karung', yang mengingatkan kita pada nilai kebersamaan dan kegembiraan.
Di Cirebon, permainan ini tak hanya dimainkan untuk bersenang-senang. Mereka adalah cara untuk mengikat generasi muda dengan sejarah dan nilai-nilai leluhurnya. Melalui festival, program sekolah, dan berbagai lomba, permainan ini terus dilestarikan, menjaga agar api warisan budaya tetap menyala.
Di era modern, permainan ini tetap relevan. Dengan bantuan teknologi, mereka diperkenalkan kepada generasi baru dengan cara yang lebih menarik. Sekolah-sekolah mengintegrasikannya dalam kurikulum, dan festival budaya menjadi wadah bagi permainan ini untuk terus hidup dan dirayakan.
BACA JUGA:Vietnam Sebut Bakal Naturalisasi 20 Pemain
Anak-anak Cirebon hari ini masih tertarik dengan permainan ini, khususnya ketika diperkenalkan dalam cara yang menyenangkan dan interaktif. Ini membuktikan bahwa permainan tradisional tidak hanya penting untuk pelestarian warisan budaya, tapi juga memberi pengalaman unik yang tidak bisa ditandingi oleh permainan modern.
Dengan menjaga agar permainan ini tetap relevan dan menarik bagi generasi muda, kita memastikan bahwa nilai-nilai dan tradisi yang mereka bawa terus hidup dan dihargai, menjaga warisan budaya Cirebon untuk masa depan. (*)
Cirebon, 13 Desember 2023