Biasanya orang tua akan memberikan kebiasaan baik serta pujian setiap apa yang dilakukan baik itu kecil maupun besar. Hal seperti ini yang dapat membangun kepribadian baik untuk anak.
Mendisiplinkan anak bukanlah suatu hal yang mudah, banyak orang tua salah paham terhadap hal ini. Orang tua cenderung membatasi dan menghukum serta menuntut mengikuti perintah.
Orang tua berharap dapat mendisiplinkan anak dengan pola asuh yang ketat, tetapi dalam hal ini komunikasi sering terjadi satu arah.
Orang tua dengan pola asuh seperti ini disebut dengan tipe orang tua otoriter. Anak yang diasuh pola otoriter cenderung terlihat kurang bahagia, ketakutan mengambil keputusan, serta tidak percaya diri.
BACA JUGA:Value Market Timnas Indonesia vs Bahrain: Mees Hilgers Termahal dengan Rp 121,67 Miliar
Tetapi, banyak sebagian orang tua cenderung mengasuh pola asuh otoriter. Orang tua yang membuat peraturan yang ketat dan tidak mau menerima pendapat dari anaknya. Pola asuh yang seperti ini membuat dampak buruk bagi anak.
Berikut ini adalah ciri-ciri strict yang buruk bagi anak: banyak menuntut, minim dukungan, hukuman fisik, suka melarang anak, memiliki harapan tinggi terhadap anak, tidak memberikan pilihan, tidak percaya keputusan anak, mempermalukan anak, dan membandingkan anak.
Berikut ini adalah dampak buruknya pada anak: tidak bahagia, depresi, gangguan perilaku, suka berbohong, dan tidak percaya diri.
Memang hal tersebut membuat anak tidak nyaman, tetapi jika diri saya menjadi orang tua mungkin saya akan melakukan hal yang sama, tetapi berbeda caranya.
BACA JUGA:6 Tahun Menikah, Baim Wong Gugat Cerai Paula Verhoeven di Pengadilan Agama Jakarta Selatan
Sebagai orang tua, perlunya memiliki pengetahuan dalam mendidik anak, strict parents yang otoriter dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan mental anak.
Bersikap tegas dan wajar adalah salah atu poin penting dalam mendidik anak. Tanpa dukungan yang baik dari orang tua, anak akan merasa kesulitan dalam masa berkembangnya.
Kasih sayang juga diperlukan dalam mendidik anak, karena itu adalah hak yang harus didapatkan oleh anak.
Jika demikian, rumah adalah tempat anak ‘kembali’. Di rumah anak-anak harus merasa nyaman, bahagia, dan bebas dari rasa tekanan. Hal seperti ini, peran orang tua sangat dibutuhkan.
BACA JUGA:Promo Perayaan HUT ke-28, XL Axiata Berikan Diskon Menarik dan Kejutan Spesial Untuk Pelanggan Setia
Orang tua juga harus membiasakan anak bersosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya. Orang tua juga menanyakan pendapat sang anak sekecil apa pun.