Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon terus mendorong pengembangan produksi garam industri. Hal itu dilakukan untuk memaksimalkan potensi lahan yang ada dan meningkatkan kesejahteraan para petani garam di daerah tersebut.
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Drs H Wahyu Mijaya SH MSi mengungkapkan, bahwa Kabupaten Cirebon memiliki potensi lahan produksi garam seluas 2.666 hektare, dengan 1.242 hektare diantaranya telah digarap.
Dikatakannya, salah satu lahan garam paling potensial di Kabupaten Cirebon berada di Desa Muara Kecamatan Suranenggala.
“Kami melihat potensi besar pada produksi garam untuk kebutuhan industri, yang selama ini masih banyak dipenuhi melalui impor. Harga garam industri juga lebih baik daripada garam konsumsi, meskipun proses produksinya membutuhkan waktu lebih lama,” ujar Wahyu, Rabu (11/9).
Untuk itu, lanjutnya, Pemkab Cirebon berkomitmen untuk memfasilitasi petani dalam mengembangkan produksi garam industri, serta menyambungkan mereka dengan sektor industri.
“Kami prioritaskan pengembangan petani untuk mengolah garam industri, dan siap memberikan fasilitas yang diperlukan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, Drs Erus Rusmana MSi menyatakan, pihaknya terus berupaya membantu para petani garam melalui berbagai program pengembangan industri garam.
“Kami bertekad untuk mengoptimalkan kawasan Kabupaten Cirebon sebagai sentra produksi garam industri yang berkualitas,” jelas Erus.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Petambak Garam Koordinator Wilayah Jawa Barat, Taufik Nurrahim, menyampaikan apresiasinya terhadap Pemkab Cirebon.
“Kami mengapresiasi langkah Pemkab Cirebon yang telah peduli dalam meningkatkan sektor garam, terutama untuk pengembangan garam industri di Desa Muara Kecamatan Suranenggala,” ujar Taufik.
Dengan upaya bersama ini, Taufik berharap, Kabupaten Cirebon dapat menjadi salah satu penyokong utama kebutuhan garam industri di tingkat nasional.