Namun dapat pula dilakuan dengan cara yang lebih kekinian, yaitu dengan calon KW dan Wakilnya sekaligus cara berpasangan, misalnya dari satu kelas, buat tiga pasang calon KM dan wakilnya.
Sebelum pilihan, boleh ditampilkan kesanggupan mereka saat nanti menjadi km dan wakilnya dengan berbagai program yang sudah dibuat oleh kelas tersebut, misalnya dengan pidato didepan. Barulah setelah itu dilakukan pemilihan oleh siswa.
Setelah terbentuk kepengurusan kelas dengan tugas yang jelas, maka walikelas tetap membimbing siswa dengan bertindak sebagai konsultan.
BACA JUGA:Ahmad Syaikhu dan Haru Suandharu Silaturahmi ke AMS, Ini Hasilnya
Ketika ada masalah di kelas, km dan wakilnya dibantu dengan jajarannya, harus mampu menyelesaikan persoalan tersebut.
Baru, bila dirasa persoalan yang dihadapi tidak bisa diselesaikan di internal kelas, maka km dan wakilnya berkonsultasi bahkan mungkin meminta intervensi walikelas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Memberikan kepercayaan kepada siswa untuk mengelola kelas, merupakan bagian dari pembelajaran politik bernegara.
Semuar warga kelas (Negara) berta ggungjawab atas kemajuan kelasnya (Negara) sesuai dengan kepasitas dan kemampuan masing-masing.
BACA JUGA:Pasangan ASIH Kunjungi AMS, Signal Mendukungan di Pilkada Jabar 2024
Dengan cara ini, semua siswa merasa dihargai dan dihormati karena dilibatkan dalam setiap proses pembentukan kelas tersebut, sehingga diharapkan akan memunculkan calon pemimpin yang baik sekaligus rakyat yang bertanggungjawab.
Peran semua siswa, telah menguatka kelas menjadi sebuah komunikas yang dibentuk dengan serius, memiliki cita-cita yang jelas dan memiliki langkah-langkah yang terorganisasi dan terukur dengan baik. Siswa akan mencoba menampilkan segala upaya dan kemampuannya dalam belajaran.
Semoga dengan pengelolaan kelas yang baik, terbentuk politisi dan negarawan yang baik, jujur, berintegritas dan mengerti tanggungjawab dunia dan akhirat. Wallau ‘alam bissawaab. (*)
*Penulis adalah Guru PAI Senior SMP Negeri 8 Kota Cirebon