Kang Ono : Catat Siapa Kader yang Tak Dukung Kebijakan Partai

Kamis 05 Sep 2024 - 11:51 WIB
Reporter : Raswidi Hendra Suwarsa
Editor : Raswidi Hendra Suwarsa

CIREBON- Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono meminta DPC PDIP mendata siapa saja kader yang mendukung dan yang tak mendukung kebijakan partai.

Pernyataan Kang Ono, biasa dia disapa ini terkait adanya kabar bahwa mantan Ketua DPC PDIP Kabupaten Cirebon H Mustofa atau Jimus merapat ke Hj Wahyu Tjiptaningsih-Solichin (Wali).

“Mengenai itu (Jimus ke paslon Wali, red) saya belum mendapatkan laporan dari DPC PDIP Kabupaten Cirebon. Saya sarankan kepada DPC untuk bisa mendata kadernya, mana yang tegak lurus terhadap kebijakan partai dalam pilkada dan mana kader yang tidak tegak lurus menjalankan amanah partai," tegas Kang Ono pada Rabu 4 September 2024.

BACA JUGA:5 Desa di Kabupaten Cirebon Alami Kekeringan, 3 Desa Disuplai Air Bersih

Bila dalam pendataan itu ada kader yang tidak taat terhadap kebijakan partai, maka DPC PDIP Kabupaten Cirebon harus memanggil kader tersebut.

“DPC bentuk dewan etik dan panggil kader tersebut. Bila mengakui dan terbukti mendukung calon lain, maka dewan etik DPC itu mengusulkan sanksi kepada dewan etik yang ada di DPP."

"Kalau terbukti, jelas ada sanksinya. Kalau terkait pilkada, maka sanksinya bisa pemecatan," tandas Ono.

BACA JUGA:TPP ASN di Kuningan Terunda 3 Bulan, September Ini Bisa Cair, Namun Pembayaranya Bertahap

Seperti diketahui, beredar foto Jimus bersama Wahyu Tjiptaningsih atau Ayu dan Solichin (Wali) yang diusung Gerindra, Demokrat, dan PKS.

Meski, Wakil Ketua Ideologi dan Kaderisasi DPC PDIP Kabupaten Cirebon, Jahari, sudah membantah kabar bahwa Jimus gabung ke Wali. 

Menurutnya, foto Jimus yang menyebar luas bukan berarti mendukung pasangan Wali. Foto yang diambil pun sudah lama, pada Senin 19 Agustus 2024.

BACA JUGA:Kini Hadir Unit Baru Satpol PP Pariwisata, Seperti Ini Tugasnya

Artinya, sambung Jahari, jauh sebelum pendaftaran bacabup-bacawabup ke KPU. 

“Keberadaan Jimus saat itu terkait dengan deadlock yang dialami Ayu dalam mencari calon wakil. Koalisi itu sempat mengusulkan nama Jimus sebagai pendamping Ayu,” ujar Ali- sapaan akrab Jahari- Selasa 3 September 2024.

Sambung Jahari, pada momen tersebut Jimus memutuskan untuk tidak terlibat dalam pencalonan bersama Ayu.

Kategori :