Gelar Simposium Kesehatan Internasional, UGJ Peduli Terhadap Penyakit Tidak Menular

FK UGJ Cirebon menggelar simposium kesehatan internasional pada Sabtu 31 Agustus 2024 di Lantai 7 Gedung B FK UGJ.-dokumen -tangkapan layar

CIREBON- Tingginya angka kematian akibat penyakit tidak menular memicu keprihatinan mendalam. Berdasarkan hal tersebut, Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (FK UGJ) Cirebon menggelar simposium kesehatan internasional pada Sabtu 31 Agustus 2024 di Lantai 7 Gedung B FK UGJ.

Dekan FK UGJ, Dr dr Catur Setiya Sulistiana MMed Ed, menjelaskan bahwa simposium tersebut, yang dikenal sebagai CIHES, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi mengenai penyakit tidak menular. 

“Penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes melitus, dan kanker sudah banyak terjadi namun kurang mendapat perhatian dari pemerintah"

BACA JUGA:17 Mahasiswa UGJ Ikuti Program Student Exchan, 13 Mahasiswa Diantaranya ke Universiti Malaysia Sabah

BACA JUGA:Kelurahan Jagasatru Jadi Kelurahan Tangguh Bencana

"Melalui simposium ini, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengedukasi tentang bahaya penyakit ini, serta mencegahnya menjadi masalah besar di Indonesia,” kata Catur.

Sementara itu, Rektor UGJ, Prof Dr Ir Achmad Faqih SP MM mengapresiasi kegiatan simposium internasional ini. 

Menurutnya, simposium ini sangat relevan untuk menangani penyakit tidak menular yang sering dialami di negara-negara berkembang, terutama mengingat tingginya angka kematian, seperti yang disebabkan oleh penyakit jantung, diabetes melitus, dan kanker.

BACA JUGA:Dinkes Sidak Dapur Lapas Kelas 1 Cirebon, Ini Hasilnya

BACA JUGA:Belum Ada Usulan Pemberhentian Dani-Fitria, Keduanya Masih Anggota DPRD

“Simposium ini bertujuan untuk membahas bagaimana pemerintah dan stakeholder di bidang kesehatan dapat lebih peduli terhadap penyakit tidak menular,” katanya.

Faqih juga berharap simposium ini dapat mendorong kolaborasi dalam penanganan penyakit tidak menular, sehingga tidak menjadi masalah yang lebih besar. 

Ia menilai bahwa pola hidup masyarakat yang berubah, termasuk konsumsi makanan yang tidak sehat, berkontribusi pada tingginya kasus penyakit tidak menular.

Tag
Share