Jadi Pegiat Literasi, Yuk!
Ilustrasi pegiat literasi.-istimewa-
BACA JUGA:Pegawai Dinkes Ikuti Tes Kebugaran Jasmani dan Berbagai Perlombaan
-Diskusikan tentang cara-cara melindungi diri, privasi, dan data secara online beserta kemungkinan risikonya.
-Diskusikan tentang etika perilaku di dunia digital.
-Latih siswa menjadi kritis terhadap informasi yang ditemui secara online.
-Ajarkan keterampilan untuk mengevaluasi reliabilitas, validitas, dan relevansi informasi.
BACA JUGA:Masa Kerja Pj Sekda Kuningan Selama Tiga Bulan Kedepan
-Manfaatkan aplikasi yang relevan ntuk meningkatkan literasi digital siswa.
-Ajarkan teknik pencarian online yang efektif dan efisien.
-Bimbing siswa menggunakan sumber daya digital, seperti perpustakaan online (Perpustakaan online ini pernah saya akses untuk anak saya yang masih duduk di bangku TK).
-Guru membimbing siswa membuat konten digital yang relevan dengan materi pelajaran (Saya pernah menasehati para siswa untuk membuat konten digital tentang pelajaran, bukan hanya konten-konten yang tidak bermanfaat).
BACA JUGA:Atasi Serangan Hama Tikus, DKPP Bangun Rumah Burung Hantu
Di zaman era digital ini, banyak siswa yang sudah mempunyai akun media sosial, seperti instagram, facebook, twitter, tiktok, dan lain-lain.
Jika siswa ingin berkarya dan mendapatkan cuan, bisa dengan membuat konten-konten digital. Tetapi, yang harus diperhatikan adalah tutur bahasa dalam berkomentar di media sosial.
Saat ini, banyak berita yang dimuat di akun medsos dan terkadang dibuat viral. Lalu, setelah viral, banyak warganet yang berkomentar.
Saya sering memperhatikan banyak komentar dari warganet yang cenderung membully atau menyudutkan satu pihak, padahal bukan begitu maksud beritanya.