Ziarah Melukis Sunan Matangaji di Bantaran Sungai Situ Gangga
Ziarah melukis Sunan Matangaji bersama Budayawan Suryawan SSn di bantaran sungai, tepat di depan petilasan Sunan Matangaji (Situ Gangga), Karyamulya, pada Kamis 1 Agustus 2024 lalu.-dokumen -tangkapan layar
Dengan melemahnya Cirebon, kekuasaan kolonial akan semakin langgeng. Mukhtar juga mengkritisi kabar bahwa Matangaji tidak memiliki keturunan, yang ia anggap sebagai bagian dari propaganda pemerintah kolonial.
BACA JUGA: Perempuan Indonesia Raya Gelar Donor Darah di Stadion Bima, Ini Kata Cakada Suhendrik
“Jika seorang sultan tidak memiliki keturunan dan dibunuh oleh Ki Muda, kondisi Cirebon akan semakin kacau,” tuturnya.
Mukhtar merujuk pada Naskah Keraton Kaprabonan yang pernah dicetak Perpusnas, yang menyebutkan bahwa Matangaji dan Ki Muda adalah saudara kandung, meskipun berbeda ibu. Hal ini menunjukkan bahwa trah Sunan Gunung Jati tidak terputus.
Dari Naskah Keraton Kaprabonan, Mertasinga, dan Sejarah Peteng, tidak ada sumber tertulis yang menyebutkan bahwa Ki Muda membunuh Matangaji.
”Jika peristiwa tersebut penting dalam sejarah, penulis Babad pasti akan mencatat atau meriwayatkannya. Saya yakin, para penulis naskah ini independen dan tidak mungkin melewatkan peristiwa penting tersebut,” katanya.