SMP Nurul Halim Widasari Buat Bubur Suro Untuk Dibagikan Kepada Masyarakat Sekitar
Civitas SMP Nurul Halim Widasari secara swadaya membuat bubur suro di lingkungan sekolah.-dokumen -tangkapan layar
INDRAMAYU- Tidak saja konsen pada peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Indramayu, namun civitas SMP Nurul Halim Widasari turut melestarikan tradisi lokal yakni bubur suro.
Proses pembuatan bubur suro yang diikuti guru, orang tua siswa, dan siswa itu dilakukan di lingkungan sekolah.
Mereka secara bersama-sama membuat racikan bumbu, memasak, mengemas, sampai membagikan bubur suro ke masyarakat sekitar sekolah pada Sabtu 3 Agustus 2024.
Koordinator Kegiatan, Hj Marfu'ah mengatakan pembuatan bubur suro telah menjadi tradisi masyarakat di Kabupaten Indramayu setiap tahunnya di bulan Muharram.
BACA JUGA:Hasil Pemilu Awal Pekan Pertama Agustus: Masih Eti Herawati
Di SMP Nurul Halim Widasari, lanjut Marfu’ah pembuatan bubur suro diprakarsai oleh Majelis Taklim Musala Nurul Halim Widasari yang beranggotakan orang tua siswa atau wali murid, dan pembuatannya didukung serta melibatkan civitas sekolah.
“Proses pembuatan bubur suro selama dua hari. Alhamdulillah, civitas SMP Nurul Halim Widasari mendukung penuh, ini juga merupakan salah satu upaya untuk melestarikan tradisi di bulan Suro,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMP Nurul Halim Widasari, Agus Salim SPdI mengatakan, pembuatan bubur suro merupakan tradisi budaya yang diwariskan leluhur bangsa, yang memiliki nilai filosofi tersendiri.
BACA JUGA:IDI Kabupaten Cirebon Tegaskan Tak Ada Gerakan Mundur Masal
Menurutnya, SMP Nurul Halim telah menjalankan pendidikan berbasis sosial sekaligus menjaga warisan bangsa.
“Peninggalan budaya bangsa yang diterapkan sebagai strategi para ulama terdahulu dalam penyebaran Islam di nusantara, kami sangat bersyukur SMP Nurul Halim Widasari terlibat langsung membuat bubur suro,” kata Agus.
Menurutnya, kegiatan pembuatan bubur suro akan rutin digelar setiap tahunnya.
BACA JUGA:Ada Banyak Persoalan, RSUD Arjawinangun Sedang Tak Baik-baik Saja
Bubur suro yang sudah jadi, lanjut Agus, dibagikan kepada masyarakat sekitar ring satu lingkungan sekolah sebagai sedekah yang bertujuan untuk tolak bala, kemudian dikonsumsi semua civitas SMP Nurul Halim.