KDM Ingin Bagi Tata Ruang Jawa Barat Berdasarkan 4 Blok Budaya, Sunda Betawi hingga Sunda Cirebon

Kang Dedi Mulyadi atau KDM saat berkunjung ke Jabar Ekspres.-jabar ekspres-radar cirebon

BANDUNG- Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan paparan mengenai visi dalam pembangunan bila dirinya nanti diberi kepercayaan oleh masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi atau KDM itu di hadapan para pimpinan media Disway National Network-Jabar Ekspres Group di Kota Bandung pada Sabtu, 3 Agustus 2024.

KDM sendiri berkunjung bersama Chairman B-Universe Enggartiasto Lukita ke Kantor Jabar Ekspres di Jl Soekarno-Hatta, Kota Bandung. Saat menyampaikan pemaparan, KDM melihat bahwa tata ruang Provinsi Jawa Barat mesti dikembalikan sesuai dengan blok budaya yang ada.

Pertama adalah Sunda Kulon, yang memiliki wilayah di sebagian Bogor-Sukabumi. Kawasan ini, kata KDM, punya kultur yang berbeda dengan daerah lainnya. “Berbeda dengan masyarakat di Priangan. Perbedaan geografis itu, harus menjadi acuan pembangunan," terang KDM.

BACA JUGA:BKT Kemenhub Sampaikan Kajian Penurunan Harga Tiket Pesawat

Kedua, Priangan misalnya Bandung, Cianjur. Wilayah ini memiliki kebudayaan Sunda Priyayi. Bahasanya sudah pakai undak usuk. "Ini harus ditata satu blok," kata KDM dalam paparannya.

Sementara ke wilayah selatan ada juga Blok Sunda Priangan Timur yang juga memiliki karakteristik berbeda. Kemudian ada blok kebudayaan Sunda Cirebon. Wilayah ini membentang sampai Karawang. “Karakter masyarakatnya lebih terbuka. Kemudian dipengaruhi oleh wilayah pesisir," sebutnya.

Berikutnya adalah Blok Sunda Betawi. Karakternya sama, terbuka. Oleh karenanya, pendekatan pun mesti berbeda dalam hal pembangunan. “Seluruh blok ini, ada alam lingkungannya. Yang pertama kali saya lakukan, adalah perubahan tata ruang kepada habitatnya," katanya.

KDM menyebut, masyarakat Jawa Barat mengenal gunung, air, laut. Hal tersebut menjadi filosofi dalam pembangunan dan penataan lingkungan. “Misalnya, gunung di Garut tapi sungainya sampai Indramayu. Jawa Barat harus belajar pada Belanda. Kebudayaan air," katanya.

BACA JUGA:Merasa Tidak Dilibatkan, Komisi IV DPRD Soroti Instruksi Pj Bupati, Persoalkan Syarat BPJS PBI

Diungkapkan dia, leluhur di Jawa Barat juga sangat lekat dengan kebudayaan air. Bahkan nama kampung di wilayah ini selalu menggunakan unsur air. “Makanya nama kampung di Jawa Barat menggunakan nama air. Setiap perbatasan ada sungai," tuturnya. (rc)

Tag
Share