Enggar, Eti, dan Suhendrik Diskusi Pembangunan, Hadirkan RT-RW Se Kota Cirebon

Diskusi publik dengan tema Menatap Masa Depan Gemilang Kota Cirebon berlangsung di Hotel Luxton Cirebon, Jumat, 2 Agustus 2024.-seno dwi priyanto-radar cirebon

CIREBON- Diskusi publik dengan tema Menatap Masa Depan Gemilang Kota Cirebon berlangsung di Hotel Luxton Cirebon, Jumat, 2 Agustus 2024.

Tampil sebagai pembicara adalah tokoh nasional asal Cirebon Enggartiasto Lukita, tokoh Cirebon Eti Herawati, dan tokoh muda inspiratif Suhendrik.

Diskusi publik yang menghadirkan RT dan RW se Kota Cirebon itu digelar setelah pengukuhan atau pelantikan pengurus Apindo Kota Cirebon. Pada kesempatan tersebut, Ketua Apindo Kota Cirebon Agus Subiyakto mengatakan diskusi publik ini sebagai kontribusi untuk menyamakan pandangan dan langkah dalam membangun Kota Cirebon.

Kata Agus, sekarang dunia digital memungkinkan semua orang bisa menjadi pengusaha. “Semoga forum kecil yang dihadiri Pak Enggar, Bu Eti, dan tokoh muda Suhendrik ini bisa memberikan manfaat bagi Kota Cirebon,” katanya.

BACA JUGA:Pengunduran Diri Dirut RSUD Arjawinangun Ditolak?

Sementara saat menyampaikan pandangannya, tokoh muda inspiratif, Suhendrik mengatakan kalau bicara masa depan, sebetulnya kembali ke hati kita. “Kita lahir, tinggal, dan tumbuh di Kota Cirebon, apakah mau memajukan Kota Cirebon. Kalau kita mau, pasti bisa.

Pak Enggar misalnya, setinggi tingginya terbang (menjadi pengusaha nasional), tetap ingin memajukan Kota Cirebon,” kata Suhendrik.

Ia mengatakan bahwa menu makanan tergantung siapa pemimpinannya. Begitu juga kota Cirebon, ke depan tinggal pilih menu yang mana. Suhendrik memberikan contoh Estonia. Semua keperluan rakyat diurus negara dengan teknologi maju.

“Kemudian di Davos, Swiss, menjadi kota tempat pertemuan pelaku ekonomi dunia, padahal Davos kota kecil, tapi kotanya luar biasa dan menjadi magnet pertemuan tokoh besar dunia di situ,” papar Suhendrik.

BACA JUGA:Dinkes Jabar Ungkap 125 Anak Ikut Prosedur Cuci Darah

“Begitu juga di Jabar ada kota terbelakang, pemerintah daerahnya pusing cari PAD. Pendapata terbesar dari jualan tahu. Adalah Kota Sumedang, susah mencari PAD, tapi 15 tahun kemudian menjadi kota terhebat nomor satu di Indonesia. Meski demografi desa, tapi paling digital di Indonesia. Jadi kalau kita ingin Kota Cirebon maju maka Insya Allah menu yang terbaik dipilih Kota Cirebon 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun ke depan,” terangnya.

Suhendrik juga menyampaikan keinginannya untuk memberikan apresiasi kepada RT dan RW. Ketika RT- RW terbaik mengelola lingkungannya menjadi RT-RW maju, kata Suhendrik, maka bisa diberangkatkan ke luar negeri.

Pada kesempatan yang sama, Eti Herawati mengatakan ke depan Kota Cirebon harus menjadi magnet bagi semua orang. Untuk sebuah kemajuan kota, sambung Eti, kotanya harus kondusif.

“Dan bisa memfasilitasi semua. Cirebon luasnya tidak besar, hanya 40 km persegi, tapi bisa menjadi daya tarik bago semua. Dan tidak salah Apindo bisa menarik pengusaha luar masuk Kota Cirebon melalui Segitiga Rebana. Tidak salah juga Apindo hadir mengundang RT RW se Kota Cirebon hari ini,” terang Eti.

Tag
Share