Fleksibilitas Kurikulum Terhadap Budaya
ilustrasi-istimewa-
Oleh: Subandi MHum*
KURIKULUM Merdeka telah menjadi topik yang hangat dibicarakan di dunia pendidikan Indonesia. Pendekatan yang inovatif ini menekankan pada kreativitas dan fleksibilitas dalam pembelajaran, dengan tujuan utama mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan dinamis.
Salah satu keunggulan utama dari Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitasnya dalam menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan lokal dan global. Para pendidik diberikan kebebasan untuk mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan konteks lokal tanpa mengabaikan standar nasional.
Contoh nyata dari fleksibilitas ini adalah penggunaan bahasa daerah di sekolah-sekolah setempat, yang tidak hanya memperkuat identitas lokal tetapi juga meningkatkan minat dan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar.
BACA JUGA:Broken Home Versus Keharmonisan
Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar siswa tetapi juga menginspirasi mereka untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya mereka.
Perubahan ini tidak hanya mengubah cara siswa belajar tetapi juga menginspirasi mereka untuk berkontribusi aktif dalam melestarikan dan memajukan budaya daerah mereka sendiri.
Dengan demikian, Kurikulum Merdeka tidak hanya menjadi alat untuk meningkatkan kualitas pendidikan tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat kebanggaan dan identitas lokal.
Kurikulum Merdeka juga mendorong inovasi dalam metode pembelajaran. Misalnya, di beberapa sekolah, proyek-proyek penelitian yang berfokus pada kearifan lokal seperti pengembangan pertanian organik berbasis budaya lokal telah dilaksanakan.
BACA JUGA:Astra Otoparts Gencar Perkenalkan Aspira Premio di Cirebon
Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya keberlanjutan dan kearifan lokal tetapi juga memberdayakan masyarakat dalam mempertahankan warisan budaya mereka.
Integrasi teknologi dalam pembelajaran juga menjadi salah satu inovasi yang menonjol dalam Kurikulum Merdeka. Penggunaan teknologi modern dalam proses belajar mengajar membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Contohnya adalah penggunaan perangkat lunak pendidikan interaktif dan platform pembelajaran daring yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan kolaboratif.
Namun demikian, tantangan yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum Merdeka juga tidak sedikit. Salah satu hambatan utama adalah keterbatasan sumber daya dan pelatihan bagi para pendidik.