Jumat, 08 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Berita Utama
Wacana
Aneka Berita
Metropolis
Kabupaten
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Majalengka
All Sport
Nasional
Internasional
Jawa Barat
Network
Beranda
Wacana
Detail Artikel
Menyusun Mindset Sukses
Reporter:
Bambang
|
Editor:
Bambang
|
Selasa , 25 Jun 2024 - 17:04
ilustrasi--
menyusun mindset sukses oleh: siti jubaedah* kegagalan acap dimaknai sebagai kesalahan atau aib. tak ayal, kegagalan dimaknai sebagai kesalahan yang seharusnya dihindarkan. dampaknya, banyak orang atau organisasi yang kemudian memilih untuk tetap berada di zona nyaman dan enggan melakukan perubahan atau inovasi ketimbang harus menderita kegagalan. bahwa kehidupan berjalan tidak selamanya mulus sesuai harapan. selalu ada risiko kegagalan yang mengintai dalam setiap etape mencapai tujuan. baca juga:membayar pajak=dari rakyat dan untuk rakyat ironisnya, kegagalan seakan merupakan kosa kata yang ingin ditiadakan dari kamus kehidupan. tentunya itu merupakan kemustahilan. setiap fase dari proses pencapaian secara inheren akan selalu ada risiko kegagalan. dalam konteks itu, menarik untuk mencerna pendapat susan kahn dalam bukunya bounce back (2019). bahwa kegagalan bukanlah momok yang membuat kita ketakutan untuk melangkah atau berbuat sesuatu yang baru. bahkan menurutnya, ketika kita ingin mengecap kesuksesan, maka langkah awal yang perlu ditempuh adalah dengan menerima bahwa kegagalan merupakan sesuatu yang tak terelakkan. pandangan ini tentunya secara psikologis dapat dipahami bahwa kegagalan merupakan peristiwa yang terjadi kepada siapapun, sehingga tidak perlu merasa sendiri dan menjadi terpuruk karenanya. baca juga:ubah birokrasi untuk melayani meski banyak success story dari orang-orang terkenal seperti thomas edison: sang penemu yang terkenal karena penemuan lampu pijar ini pernah mengalami ribuan kegagalan sebelum akhirnya berhasil menciptakan lampu pijar yang sukses. walt disney: pendiri disney juga mengalami banyak kegagalan sebelum kesuksesannya. salah satu contohnya adalah saat dia dipecat dari sebuah surat kabar karena dianggap kurang kreatif dan tidak memiliki ide yang baik. demikian pula steve jobs yang bahkan lebih ironis lagi pernah dipecat dari apple, perusahaan yang dia bidani kelahirannya. toh, pada akhirnya mereka mampu mencapai kesuksesan setelah kegagalan yang membekapnya. namun, tetap saja bagi sebagian orang, kegagalan sebagai momok yang menakutkan. baca juga: cikawung masuk tiga besar tingkat provinsi sehingga betapa banyak orang yang gagal pada akhirnya menjadi orang-orang yang kalah. tak lagi gigih berjuang mewujudkan mimpinya. meski mereka menyadari bahwa orang-orang sukses pasti pernah melewati jalan-jalan kegagalan. sebabnya tak lain faktor mental yang dipengaruhi mindset. tidak siap menerima kegagalan dan meyakini kegagalan berarti akhir dari ikhtiar. perubahan mindset menurut amy c. edmondson dalam tulisannya strategies for learning from failure (business harvard review, april 2011) menyatakan bahwa kegagalan dan kesalahan hampir tidak dapat dipisahkan dari organisasi, dan budayanya. baca juga:kasus dana tabungan dan deposito di perumda bank cirebon, kerugian lebih dari rp3 miliar oleh karena itu, pada titik tertentu terbentuk paradigma psikologis bahwa mengakui kegagalan berarti dapat mentoleransi kesalahan sampai pada titik tertentu. itulah sebabnya ada organisasi yang telah beralih ke budaya learning organization di mana manfaat belajar dari kegagalan dapat sepenuhnya diimplementasikan. namun bagi sebagian organisasi yang lain, menurut pandangan edmondson, bahwa paradigma yang terbentuk dimulai dari keluarga hingga terbawa ke organisasi telah membentuk budaya takut gagal dan cenderung menyalahkan pihak yang dianggap penyebab kegagalan. paradoks inilah yang dipotret oleh edmondson ketika menanyakan kepada para eksekutif berapa banyak estimasi mereka dari terjadinya kegagalan dalam organisasi yang sepenuhnya merupakan kesalahan. baca juga:pj walikota ikut media gathering jurnalis kota cirebon para eksekutif seringkali mengakui bahwa hanya sedikit kegagalan yang benar-benar pantas disalahkan, biasanya berkisar antara 2 persen hingga 5 persen. namun, ketika ditanya bagaimana kegagalan tersebut diperlakukan, persentase yang jauh lebih tinggi, berkisar antara 70 persen hingga 90 persen, dianggap sebagai kegagalan yang pantas disalahkan. kesenjangan persepsi ini dapat memiliki dampak yang merugikan pada pembelajaran dan perbaikan organisasi. ketika kegagalan secara berlebihan dianggap sebagai kesalahan, karyawan mungkin enggan melaporkannya, sehingga terlewat kesempatan untuk pembelajaran dan pertumbuhan. baca juga:kasus dana tabungan dan deposito nasabah, jaksa obok-obok perumda bank cirebon penekanan pada kesalahan dapat menciptakan budaya ketakutan dan penghindaran daripada budaya yang mendorong transparansi, inovasi, dan ketahanan. kegagalan adalah kesempatan oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk memupuk budaya yang melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan meningkatkan diri daripada menyalahkan. dengan memindahkan fokus dari kesalahan ke pemahaman akan akar penyebab kegagalan dan mengidentifikasi pelajaran yang dipetik, organisasi dapat lebih baik memanfaatkan kegagalan sebagai pengalaman berharga untuk pertumbuhan dan pengembangan. baca juga:pj walikota cirebon ikut menari bersama 500 penari di ajang edu-heritage haul sunan gunung jati alih-alih terlalu berfokus kepada kegagalan yang memang tak terhindarkan, lebih baik memastikan bagaimana sebuah organisasi memiliki perencanaan yang baik dan disiplin eksekusi atas perencanaan tersebut. jika terjadi kegagalan dalam proses, maka sebagaimana prinsip yang berlaku dalam manajemen risiko, jadikan sebagai loss event database (led) yang merupakan database yang mencatat kegagalan dan kerugian yang terjadi dalam proses bisnis organisasi. menjadi peristiwa kerugian yang dapat memberikan insight yang berharga bagi organisasi bagaimana upaya pembenahan (room for improvement) dilakukan dalam proses bisnis organisasi. mengubahnya menjadi keunggulan buat organisasi dan menjadikannya memiliki resiliensi menghadapi tantangan lingkungan yang semakin dinamis. *mahasiswa psikologi ipb
1
2
3
»
Tag
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 26 Juni 2024
Berita Terkini
Kolaborasi Pengentasan Permukiman Kumuh
Metropolis
10 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
11 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
11 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
11 jam
Mengenal Soerjadi Soerjadarma, Keturunan Kanoman Cirebon yang Jadi Perintis AURI
Headline
11 jam
Berita Terpopuler
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
11 jam
Guru Banyak yang Stres?
Wacana
15 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
11 jam
Ingatkan Tak Ubah Subtansi Perda RTRW
Headline
13 jam
Kuwu Ciwaringin Diberhentikan Sementara, Diduga Selewengkan Dana APBDes
Headline
15 jam
Berita Pilihan
Timnas Indonesia Resmi Jadi Tuan Rumah saat Kontra Bahrain, Menpora: Tidak Datang, WO
Headline
2 minggu
Timnas Indonesia Kalah Lawan China, Shin Tae Yong Beri Penjelasan Berikut
All Sport
3 minggu
Ranking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Hasil Arab Vs Bahrain Untungkan Indonesia
All Sport
3 minggu
Inilah Update Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru Usai Tahan Imbang Bahrain
All Sport
3 minggu
Timnas Indonsia Turunkan Kekuatan Penuh, Yakin Bisa Curi Poin dari Bahrain
All Sport
1 bulan