STMIK IKMI Cirebon Jalin Kemitraan Level Internasional
Penandatanganan MoU antara STMIK IKMI Cirebon dengan Qaspir Indonesia dan Ekoji Academy di Universitas Komputer Indonesia, Bandung, Selasa (4/6/2024).-ist-radar cirebon
STMIK IKMI Cirebon terus melakukan kolaborasi dan kerja sama dengan sejumlah universitas atau institusi dari berbagai negara. Langkah strategis itu diambil, salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan Qaspir Pendidikan Indonesia dan Ekoji Academy.
Penandatanganan MoU antara STMIK IKMI Cirebon dengan Qaspir Indonesia serta dengan Ekoji Academy dilakukan di Universitas Komputer Indonesia, Bandung pada Selasa (4/6/2024).
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Mr Stuart Blaclock (Qaspir Indonesia), Prof Eko Indrajit (Ekoji Academy), serta Dr Dadang Sudrajat SSi MKom selaku Ketua STMIK IKMI Cirebon.
Kerjasama tersebut mencakup berbagai aktivitas dan program yang melibatkan pertukaran mahasiswa dan staf, penelitian bersama, pengembangan kurikulum, serta berbagai inisiatif lainnya yang mendukung internasionalisasi pendidikan tinggi.
BACA JUGA:Ubah Syarat Usia Cakada, 3 Hakim MA Dilaporkan ke KY
Sebagai informasi, Qaspir Pendidikan merupakan lembaga fasilitator yang terhubung ke 150 universitas dari 43 negara. Institusi ini memiliki fokus pada pengembangan live skil, softskil, dan teamwork di perguruan tinggi.
Sementara kerja sama dengan Ekoji Academy dilakukan dalam ruang lingkup pengembangan modul elearning, Masiv Open Online Courseware (MOOC), pelatihan pengembangan modul online berstandar internasional, dan pengembangan perangkat lunak Learning Management System (LMS).
Ketua STMIK IKMI Cirebon Dr Dadang Sudrajat SSi MKom mengatakan saat ini pendidikan memerlukan pembelajaran transformasi (Transformative Learning). Ia mengatakan perguruan tinggi swasta saat ini menghadapi sejumlah tantangan dalam upaya mencapai akreditasi Unggul.
Untuk mencapai akreditasi Unggul, katanya, perguruan tinggi swasta perlu mengadopsi strategi kerjasama internasional yang komprehensif dan efektif dengan membangun kemitraan strategis dengan universitas terkemuka.
BACA JUGA:Belum Terpenuhi, Bawaslu Kembali Buka Rekrutmen PKD
“Melalui kemitraan ini, institusi dapat mengembangkan program pertukaran mahasiswa dan dosen, melakukan penelitian bersama, serta mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan global," jelas Dadang Sudrajat.
Menurutnya, mobilitas internasional menjadi elemen penting dalam strategi ini. Dengan mengembangkan program pertukaran mahasiswa dan dosen, perguruan tinggi dapat meningkatkan pengalaman internasional dan wawasan global para peserta.
Sementara itu Prof Eko Indrajit dalam paparannya menyampaikan bahwa dalam Permendikbud Nomor 53 Tahun 2023 ada klausul yang menyatakan status akreditasi perguruan tinggi hanya ada 2 jenis. Yaitu Terakreditasi dan Unggul. Oleh karena itu, sebagai tantangan ke depan bagi perguruan tinggi, khususnya swasta, tentu sangat berat untuk mencapai status akreditasi Unggul.
Dengan demikian, momen ini dijadikan salah satu strategi dalam mencapai akreditasii Unggul melalui kemitraan kerjasama level internasional. "Bagi PTS kecil tentunya tidak bisa sendiri, harus belajar kepada PTS yang sudah akreditasi Ynggul yang mau berbagi, salah satunya Unikom Bandung," katanya.