Tidak Ada Bukti Sabotase
Warga Iran berkumpul di Lapangan Valiasr di pusat kota Teheran pada tanggal 20 Mei ikut berduka atas kematian Presiden Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan beberapa orang lainnya dalam kecelakaan helikopter pada hari sebelumnya.-AFP via Getty Images-radar cirebon
TEHERAN - Laporan dari Staf Umum Iran menegaskan bahwa tidak ditemukan bukti intervensi peperangan elektronik atau sabotase dalam kecelakaan helikopter yang menyebabkan kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Pemeriksaan awal kedua yang dilakukan pada hari Kamis (30/5) juga menyatakan bahwa pemeriksaan terhadap catatan pemeliharaan dan perbaikan helikopter tidak menunjukkan adanya masalah yang berkaitan dengan kecelakaan tersebut.
Hasil dari pemeriksaan sisa-sisa dan bagian-bagian helikopter juga tidak menemukan bukti yang mendukung dugaan adanya sabotase atau campur tangan peperangan elektronik.
Laporan tersebut juga menyoroti bahwa tidak ada keadaan darurat dalam komunikasi dengan kru hingga 69 detik sebelum kecelakaan terjadi.
BACA JUGA:Drone Air Senilai Rp190 Juta dari BBWS
Meskipun kondisi cuaca saat helikopter lepas landas diketahui baik, namun berdasarkan dokumen dan pernyataan dari pilot serta penumpang dua helikopter lain, pengaruh kondisi cuaca pada rute penerbangan perlu diteliti lebih lanjut.
Proses investigasi akan terus dilakukan hingga penyebab pasti kecelakaan dapat diidentifikasi, dan hasilnya akan diumumkan kepada publik.
Sementara itu, kondisi cuaca buruk adalah penyebab utama jatuhnya helikopter, atau pesawat rotor. Menurut analisis yang dipresentasikan pada forum American Institute of Aeronautics and Astronautics pada tahun 2021, dalam 28% dari semua kecelakaan helikopter yang fatal, cuaca merupakan salah satu faktornya.
“Angin terlibat dalam sebagian besar insiden, namun jarang menyebabkan korban jiwa. Kondisi visibilitas yang buruk karena kombinasi pencahayaan rendah dan awan bertanggung jawab atas sebagian besar kecelakaan fatal yang berhubungan dengan cuaca,” kata analisis tersebut dalam sinopsisnya.
BACA JUGA:MT Al Islahiyah Gandeng BMH dalam Kajian Cara Hidup Sehat
Laporan tersebut mencatat bahwa helikopter biasanya beroperasi pada ketinggian yang lebih rendah dibandingkan pesawat bersayap tetap dan dapat lepas landas dan mendarat jauh dari bandara. Oleh karena itu, pilot helikopter mengalami penurunan akses terhadap informasi cuaca karena masalah konektivitas atau kurangnya cakupan cuaca di wilayah tersebut dan pada ketinggian tersebut.
Kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Raisi, Amir-Abdollahian, serta pejabat lainnya terjadi pada 19 Mei di Provinsi Azerbaijan Timur. Mereka dinyatakan meninggal pada Senin, dan acara pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 28 Juni terus berlanjut di tengah tragedi ini. Penyelidikan mendalam terus dilakukan untuk mengungkap kejadian tersebut, memberikan kejelasan atas tragedi yang merenggut nyawa pemimpin negara. (ant/jpnn)