Tekan Angka Stunting Hingga 14 Persen di Tahun 2024.
Pj Bupati Cirebon Drs Wahyu Mijaya SH MSi (dua dari kiri) memimpin rapat evaluasi penilaian kinerja delapan aksi konvergensi penurunan stunting di Kabupaten Cirebon tahun 2024 di Kantor Bappelitbangda, kemarin.-dokumen-Ist
CIREBON- Permasalahan stunting membutuhkan sinergi semua pihak, karena stunting bukan hanya masalah kesehatan saja.
Hal tersebut ditegaskan Pj Bupati Cirebon Drs H Wahyu Mijaya SH MSi pada kegiatan penilaian kinerja delapan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Cirebon tahun 2024.
"Tetapi berdampak jangka panjang pada perkembangan kognitif, motorik dan sosial anak,"kata yang digelar di Kantor Bappelitbangda, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jumat 31 Mei.
BACA JUGA:Miss Cassandra Hallett Hadir di Desa Cidahu dan Desa Kalimanggis Kulon
Menurutnya, anak yang mengalami stunting berisiko lebih tinggi mengalami keterlambatan belajar, lebih mudah sakit, dan memiliki produktivitas yang rendah di masa depan.
“Sehingga stunting ini sebagai ancaman terhadap generasi penerus bangsa,” kata Wahyu.
Tercatat, pada hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka prevalensi stunting di Kabupaten Cirebon meningkat 4,3%, dari sebelumnya 18,6% di tahun 2022, menjadi 22,9% di tahun 2023.
BACA JUGA:Surat Tugas dari DPP PDI P Buat Bacabup, Apakah Imron, Ayu atau Bambang?
Meskipun angka capaian Kabupaten Cirebon meningkat, Wahyu kembali mengingatkan agar tetap berupaya menurunkan stunting sesuai dengan target nasional, yakni sampai 14 % di tahun 2024.
“Pemkab Cirebon sangat serius melakukan upaya percepatan penurunan angka stunting sebesar 14% di tahun 2024,” terangnya.
Dijelaskan Wahyu, penilaian kinerja pelaksanaan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi merupakan proses penilaian kemajuan kinerja Kabupaten Cirebon dalam melakukan upaya untuk memperbaiki dan melaksanakan intervensi percepatan penurunan stunting terintegrasi.
BACA JUGA:Selain sebagai Desa Cerdas dan Mandiri, Jatibarang juga Ditetapkan sebagai Desa Taat Pajak 2024
Mulai dari perencanaan, penganggaran, implementasi, pemantauan, dan evaluasi program atau kegiatan.
“Penilaian dilakukan secara bertahap, mencakup peningkatan cakupan intervensi gizi spesifik dan sensitif pada lokasi fokus penanganan stunting, peningkatan cakupan rumah tangga sasaran yang dapat mengakses intervensi gizi secara terintegrasi,” ungkapnya.