PKB Ditinggal Koalisi Pilbup Cirebon, Waswin: Tak Perlu Panik

Sekertaris DPC PKB Kabupaten Cirebon Waswin Janata mengatakan pihaknya tidak panik dengan dinamika politik yang terjadi di Kabupaten Cirebon.-istimewa-radar cirebon

CIREBON- PKB Kabupaten Cirebon terancam ditinggal koalisi untuk Pilkada Kabupaten Cirebon. Berbagai spelakulasi pun muncul setelah PKB tak masuk barisan di deklarasi koalisi PKS-Nasdem.

Perlu diketahui, dari tujuh partai politik yang memiliki kursi di parlemen atau DPRD Kabupaten Cirebon, tiga di antaranya lebih dulu sepakat koalisi. Yakni Golkar, Gerindra, dan Demokrat yang dideklarasikan pada 11 Mei 2024.

Kemudian, disusul oleh PKS dan Nasdem pada Minggu, 26 Mei 2024. Dengan terbentuknya dua poros koalisi ini, mereka telah memenuhi syarat untuk mengusung pasangan calon bupati dan wakil bupati. Posisi PKB pun semakin terjepit lantaran mengantongi sembilan kursi di parlemen.

Sementara itu, PDI Perjuangan berada di posisi aman karena dapat mengusung satu paket calon dengan kekuatan kursi yang dimiliki. Seperti diketahui, hasil Pemilu 2024, PDIP meraih 13 kursi, PKB 9 kursi, Golkar 7 kursi, Gerindra 7 kursi, PKS 6 kursi, Nasdem 4 kursi, dan Demokrat 4 kursi.

BACA JUGA:ESG Mission AHM Hadirkan Serunya Mencoba Ekosistem Motor Listrik

Sementara itu, Ketua DPD PKS Kabupaten Cirebon Junaedi ST mengatakan PKS dan Nasdem masih membuka peluang kepada partai lain untuk bergabung. Pada salah satu poin koalisi dengan Nasdem, kata Junaedi, pihaknya masih terbuka lakukan komunikasi dengan parpol lain untuk membangun kekuatan politik yang lebih besar.

“Dan komunikasi dengan PKB sudah kita lakukan. Namun, komunikasi yang dibangun PKB, belum selama PKS dan Nasdem yang terbangun sejak 2019 hingga sekarang," terang Junaedi kepada Radar Cirebon, Senin 27 Mei 2024.

Pria yang akrab disapa Jun itu mengatakan pihaknya berpacu dengan waktu dalam mempersiapkan diri menghadapi pilkada yang waktunya sudah didepan mata. “Ini menjadi PR kami berdua (Nasdem-PKS). Jangan sampai begini, kita terburu-buru mendeklarasi bareng-bareng, tapi di tengah jalan ada sesuatu yang mengganjal. Kami tidak ingin," terangnya.

Meski demikian, kata Jun, pihaknya membuka ruang bagi PKB ketika ingin bergabung dengan koalisi Nasdem dan PKS. “Karena kami menyadari mutiara itu bisa saja munculnya tidak mesti dari kedua partai ini. Bisa saja dari partai yang lain. Tanpa terkecuali PKB misalnya. Bahkan bisa juga dari pihak eksternal," paparnya.

BACA JUGA:Pertemuan Jaksa Agung dan Kapolri di Tengah Isu Penguntitan

Sementara itu, Ketua DPD Nasdem Kabupaten Cirebon Asep Zaenudin Budiman menegaskan tidak terlibatnya PKB dalam koalisi karena sejauh ini belum ada kesepahaman terkait hajat besar yang akan dihadapi. Meskipun Nasdem mengakui perjalanannya bersama PKB sudah cukup lama. Pernah menguusng Luthfi-Qomar di Pilkada 2018 lalu.

“Kami tetap masih membuka ruang ketika PKB mau gabung dengan kami. Bahkan termasuk partai yang lain, kita persilakan. Intinya, koalisi ini tidak berupaya untuk meninggalkan partai manapun. Kalau PKB mau gabung, kami siap," katanya.  

Terpisah, Ketua Desk Pilkada PKB Kabupaten Cirebon, Mahmudi, mengaku pihaknya tidak terlalu khawatir dengan deklarasi koalisi Nasdem dan PKS yang dilakukan lebih awal. Meskipun jalinan komunikasi dengan PKS dan Nasdem sudah terbangun, namun mengalami sedikit hambatan lantaran proses verifikasi internal calon kepala daerah (cakada) yang sedang berlangsung.

“Ada sedikit kendala dalam komunikasi, tetapi tidak sampai terhenti. Sehari sebelum deklarasi, kami sedang melakukan verifikasi internal cakada," jelas Mahmudi, kemarin.

Tag
Share