Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong, Mayor (Purn) Suanda Dimakamkan di Cirebon

Jenazah Mayor (Purn) Suanda dimakamkan di TPU Kebon Kelapa, Kp Karangmalang, Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, pada Senin, 20 Mei 2024.-istimewa/dedi haryadi-radar cirebon

CIREBON- Salah satu korban jatuhnya pesawat di BSD, Serpong, Tangerang Selatan, ternyata asal Cirebon. Dia adalah Mayor (Purn) Suanda, co-pilot pesawat latih jenis Tecnam P2006T. Pesawat itu mengalami kecelakaan pada Minggu, 19 Mei 2024.

Jenazah Suanda dijemput oleh pihak keluarga pada Senin dini hari, 20 Mei 2024, setelah tim forensik RS Polri Kramat Jati berhasil mengidentifikasi jenazah para korban. Ada 3 korban dalam kecelakaan pesawat latih tersebut. Dua korban lainnya adalah Pulung Darmawan dan Farid Ahmad.

Jenazah Mayor (Purn) Suanda sendiri tiba di kediaman keluarga di Kelurahan Sunyaragi, Kota Cirebon, pagi kemarin. Setelah disalatkan, jenazah langsung dimakamkan di TPU Kebon Kelapa, Kp Karangmalang, Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.

Suanda lahir di Cirebon pada 24 Juni 1969. Setelah menamatkan SMA tahun 1988, kemudian memutuskan untuk menjadi prajurit TNI Angkatan Laut. Riwayat pendidikan militernya dimulai dengan Dicaba tahun 1991, Dik Brevet Penerbang tahun 1997. Setahun kemudian, mengikuti Dikcapa Penerbang, tepatnya tahun 1998.

BACA JUGA:Aston Cirebon Sediakan Ruang Meeting Nyaman dan Berkualitas

Kemudian mengikuti program Dikspespa TNI AL tahun 2003 dan Pendidikan Lanjutan Perwira atau Diklapa tahun 2005. Setelah pensiun, Suanda masuk Indonesia Flying Club dan menjabat manager operational. Laman Indonesia Flying Club menyebutkan bahwa Mayor (Purn) Suanda merupakan seorang pilot berpengalaman.

Indonesia Flying Club sendiri beroperasi di Landasan Udara Pondok Cabe (WIHP), Tangerang Selatan, Banten. Klub penerbangan ini didirikan tahun 2004 untuk mewadahi para penggemar aero sport di Indonesia.

Sebelumnya, pesawat latih jenis Tecnam P2006T jatuh di kawasan BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Minggu 19 Mei 2024. Pesawat dengan nomor ekor PK-IFP yang jatuh tersebut milik Indonesia Flying Club. Insiden ini mengakibatkan tiga orang meninggal dunia, di mana salah satunya Mayor (Purn) Suanda.

SOSOK YANG BAIK DAN RAJIN
Suanda dikenal sebagai sosok yang baik oleh teman-teman seangkatannya. “Saya ketemu terakhir saat beliau belum ke Jakarta jadi instruktur di sana. Itu almarhum belum pensiun, masih pakaian dinas di TNI AL. Saya teman seangkatan sebelum almarhum menjadi perwira penerbang Angkatan Laut," ujar Peltu Marinir (Purn) Drajat, saat melayat dan ikut pemakaman.

BACA JUGA:Pelaksanaan Haji, Kemenag Sebut Keterlambatan Penerbangan Sangat Tinggi

Drajat mengaku sempat berkomunikasi dengan almarhum seminggu sebelum peristiwa tersebut terjadi. “Seminggu yang lalu saya ngebel almarhum. Saya tanya gimana kabarnya, dia bilang baik Jat. Dia bilang Jat mohon maaf ini saya masih di atas (terbang) bawa pesawat. Nanti kalau turun (landing) saya ngebel kamu lagi. Jadi saya matiin HP. Setelah itu, saya tunggu, gak ngebel lagi. Barangkali almarhum sibuk melatih calon pilot," ucapnya.

Drajat pun terkejut setelah mendapat kabar almarhum mengalami kecelakaan pesawat. “Dua hari sebelum kecelakaan itu tepatnya hari Kamis, saya lihat profilnya, saya coba ngebel lagi, tapi gak jadi. Ternyata hari Minggu (19/5/2024) saya dapat berita bahwa almarhum kecelakaan," ujarnya.

Menurut dia, almarhum merupakan sosok yang soleh terhadap orang tuanya. “Beliau orang soleh. Ibunya sempat dinaikkan haji (diberangkatkan ke Tanah Suci, red)," sebutnya.

Hal senada juga dikatakan Peltu (Purn) Muhammad Hidayat. Dikatakan Hidayat, Mayor (Purn) Suanda terkenal sangat akrab dengan teman-teman seangkatannya. "Dia orangnya sangat baik sekali. Dia angkatan bintaranya itu tahun 1991. Secapa penerbang tahun 1997. Dinas terakhir di Pondok Cabe. Kami satu angkatan saat masih bintara,” katanya.

Tag
Share