FIFA Gelar Rapat Darurat Soal Sanksi Israel, Jibril Rajoub: Apakah FIFA Menganggap Beberapa Perang Lebih Penti

BUTUH KETEGASAN: Jibril Rajoub berbicara di Kongres FIFA ke-74 dengan apa yang diklaim sebagai ancaman penjara dari menteri luar negeri Israel.-Getty Images: Lauren DeCicca-

ZURICH — Federasi Sepak Bola Dunia Internasional (FIFA) tengah berada di bawah sorotan global setelah menggelar rapat darurat untuk memutuskan kemungkinan sanksi terhadap Israel terkait serangan terhadap Palestina.

Usulan pengeluaran Israel dari keanggotaan FIFA oleh Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) telah memicu reaksi yang signifikan dari berbagai federasi sepak bola negara-negara Asia.

Dukungan terhadap usulan Palestina datang dari federasi sepak bola negara-negara seperti Aljazair, Irak, Yordania, Suriah, dan Yaman yang meminta FIFA untuk mencopot Israel dari keanggotaan. Merespons tuntutan ini, FIFA segera mengadakan rapat darurat yang dipimpin oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino.

Infantino menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan penilaian hukum atas masalah ini yang diajukan oleh PFA. “Sepak bola tidak boleh dan tidak pernah boleh menjadi sandera politik dan selalu menjadi vektor perdamaian, sumber harapan, kekuatan kebaikan, menyatukan orang-orang daripada memecah belah,” kata Infantino.

Dia juga menyebutkan bahwa FIFA akan melakukan analisis terhadap masukan dari kedua belah pihak, yaitu Israel dan Palestina.

Agenda pembahasan mengenai keanggotaan Israel ini akan dilakukan dalam kongres tahunan di Bangkok, Thailand, minggu ini. Namun, keputusan akhir mengenai nasib Israel akan ditentukan dalam rapat darurat FIFA yang dijadwalkan pada akhir Juli mendatang.

Infantino menjelaskan bahwa penilaian hukum ini harus memungkinkan adanya masukan dan klaim dari kedua asosiasi anggota. “Hasil analisis ini dan rekomendasi yang dihasilkan akan diteruskan ke dewan FIFA,” tuturnya.

Dalam Kongres FIFA di Bangkok, Presiden PFA Jibril Rajoub mengungkapkan penderitaan keluarga sepak bola Palestina akibat serangan Israel. Rajoub menyampaikan pidato yang menggugah perhatian banyak pihak. 

“Berapa banyak lagi yang harus diderita keluarga sepak bola Palestina jika FIFA bertindak dengan tingkat keparahan dan urgensi yang sama seperti yang terjadi dalam kasus-kasus lain? Apakah FIFA menganggap beberapa perang lebih penting dibandingkan perang lainnya dan beberapa korban lebih signifikan?” tanya Rajoub dengan nada penuh emosi.

Rajoub juga meminta FIFA untuk berdiri di sisi yang benar dari sejarah. “Saya meminta Anda untuk berdiri di sisi kanan sejarah. Penderitaan jutaan orang, termasuk ribuan pesepak bola, juga layak mendapatkan lebih. Jika tidak sekarang, lalu kapan? Tuan Presiden, keputusan ada di tangan Anda,” tambahnya.

Di sisi lain, Presiden Federasi Sepak Bola Israel, Shino Moshe Zuarez, menyatakan ketidaksetujuannya dengan upaya politik dari kubu Palestina. Zuarez merasa bahwa upaya ini sangat merugikan dan mengganggu stabilitas dunia sepak bola. Menurutnya, sepak bola seharusnya tetap berada di luar ranah politik dan konflik internasional. (jpnn)

 

Tag
Share