Integrasi Teknologi Lingkungan
Ilustrasi--
BACA JUGA:Suhendrik dan Dani Mardani Bertemu di Acara KAHMI dan ICMI Cirebon
Dalam hal produksi, dengan menggunakan aplikasi digital dapat dilakukan manajemen nutrisi berdasarkan bahan dasar yang digunakan sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang menjadi target.
Penyesuaian strategi perlakuan seperti dosis dan waktu pemberian juga dapat dilakukan dengan aplikasi ini. Dengan bantuan IoT, proses pertanian akan mudah mendapatkan akses terkait kondisi lingkungan sehingga pertanian menjadi lebih presisi, dan tahan terhadap perubahan iklim.
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Hal ini yang penting dilakukan bagi seorang peneliti. Hasil penelitian yang tidak hanya berakhir pada logbook atau artikel, akan tetapi menjadikan hasil penelitiannya sebagai teknologi tepat guna.
BACA JUGA:Cerita Pemain Terjerat Candu Judi Online: Rp50 Juta Lenyap dan Gagal ke Pelaminan
Dalam hal penggunaan biofertilizer ini, tentu ketika hasil yang mumpuni telah didapatkan, dapat dilakukan sosialisasi kepada petani dengan diikuti pendampingan secara langsung dalam pemanfaatannya.
Penggunaan biofertilizer dengan kolaborasi teknologi menjanjikan banyak kemudahan dan keuntungan bagi lingkungan. Biofertilizer mendukung terbentuknya pertanian berkelanjutan, karena dengan pemanfaatan mikroorganisme ini.
Selain menyediakan unsur hara, meningkatkan kesuburan tanah, mendukung pertumbuhan tanaman, juga meminimalkan resiko pencemaran lingkungan.
Hal ini mendukung tersedianya keberlanjutan lingkungan yang lestari bagi anak cucu kita. Integrasi IoT, biofertilizer dan kebutuhan global terhadap lingkungan yang berkelanjutan menawarkan pendekatan transformasional bagi pertanian.
BACA JUGA:Siap Berangkatkan Jamaah Haji
Dengan memanfaatkan wawasan yang didasarkan pada data dan praktik berkelanjutan, petani dapat meningkatkan produktifitas, melindungi sumber daya alam dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan secara lingkungan. (*)
Penulis adalah Mahasiswa IPB dari Cirebon