Taklukkan Korsel di Perempat Final Piala Asia U-23 2024, Garuda Muda Cetak Sejarah

Para pemain Timnas Indonesia U-23 melakukan selebrasi setelah mengalahkan Korea Selatan.-dok pssi-radar cirebon

BACA JUGA:Jalankan Program Transformasi K3, Manajemen PLN UIP JBT Inspeksi Lapangan

Skuad Garuda Muda akhirnya mampu membungkus kemenangan lewat sepakan terakhir yang dilakukan Pratama Arhan yang menjadi penendang ke-11 saat penendang dari Korsel Lee Kang Hee yang tendanganya mampu digagalkan oleh Ernando.

Kalau melihat statistik selama pertandingan, Indonesia memiliki keunggulan dari segala aspek yang menunjukkan bahwa Garuda muda memiliki peluang lebih besar untuk memenangi pertandingan tanpa melalui adu penalti.

Dari sisi penguasaan bola yang menjadi indikator dominasi permainan, Indonesia mampu unggul dengan 53 persen dibanding Korea Selatan yang melakukan penguasaan bola 47 persen.

Dengan penguasaan bola yang lebih dominan itu, menunjukkan bahwa pelatih Shin Tae-Yong cukup berhasil dalam menerapkan strategi permainan kolektif dengan operan pendek dari kaki ke kaki yang mampu meredam kecepatan para pemain Korsel.

BACA JUGA:Silaturahmi ke Presiden PKS, Suhendrik Minta Nasehat Terkait Pilkada Kota Cirebon

Melihat dari akurasi operan, timnas Indonesia juga tampil cukup baik dengan 81 persen dari 539 operan, jauh lebih bagus dari Korsel yang tingkat akurasinya 79 persen dari 468 operan. Ini memperlihatkan bahwa para pemain Korsel lebih ceroboh dalam melakukan operan bola.

Dalam upaya menyerang, Indonesia menunjukkan kegigihannya dalam upaya menjebol gawang lawan terlihat dari jumlah tembakan yang dilakukan sebanyak 21 kali dan 5 diantaranya mencapai sasaran lawan. Sementara Korsel hanya melakukan 8 kali tembakan dan hanya dua tembakan yang tepat mengarah ke gawang Ernando Ari.

Skuad Garuda muda juga menunjukkan penampilan yang agresif yang menjadi salah satu indikator pelanggaran. Para pemain Indonesia total melakukan 20 kali pelanggaran berbanding 15 kali pelanggaran yang dilakukan oleh pemain Korsel.

Namun, menjadi menarik, ketika, meskipun lebih sering melakukan pelanggaran tetapi wasit lebih banyak memberikan hukuman kartu kepada tim Korsel. Indonesia hanya menerima dua kartu kuning yang diterima oleh Rafael Struick dan Ivar Jenner. Sementara, Korsel menerima 3 kartu kuning sekaligus 1 kartu merah. Bukan semata faktor keberuntungan tetapi menilik dari statistik pertandingan yang cukup baik ditampilkan oleh timnas Indonesia.

BACA JUGA:PAN Kota Cirebon Dukung Zulhas Jadi Ketum Lagi

Kemenangan ini mampu menciptakan sejarah, membawa langkah timnas Indonesia melaju ke semifinal Piala Asia U-23 2024 sekaligus mendekatkan mimpinya untuk selangkah lagi lolos ke Olimpiade Paris 2024. Sebanyak tiga tim teratas yakni juara, peringkat kedua dan peringkat ketiga nantinya akan lolos otomatis ke Olimpiade Paris 2024 yang akan diselenggarakan pada 26 Juli hingga 11 Agustus mendatang itu. Sementara, tim peringkat keempat Piala Asia U-23 2024 akan ditandingkan dengan wakil dari benua Afrika yakni Guinea pada babak playoff pada bulan Mei nanti untuk memperebutkan satu tiket tersisa.

Kekalahan ini merupakan pukulan besar bagi Korea Selatan, karena mereka gagal lolos ke Olimpiade untuk pertama kalinya sejak tahun 1988. Pelatih yang berhasil untuk Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, berasal dari Korea Selatan, menambahkan sentuhan menarik pada pertandingan tersebut.

Dengan performa luar biasa Garuda Muda, julukan timnas Indonesia, masyarakat Indonesia kini dengan antusias menantikan peluang tim mereka untuk lolos ke showcase atletik global. Perjalanan tim ini membangkitkan kenangan akan partisipasi mereka dalam Olimpiade 1956 di Australia, di mana mereka tersingkir oleh Uni Soviet.

Pelatih Shin Tae-yong membuktikan profesionalismenya. Terbukti, jurus jitu arsitek asal Korea Selatan membuat negara asalnya itu tersisih di babak delapan besar Piala Asia U-23. Dalam sesi jumpa pers, STY mengaku bahwa lawan Korsel adalah laga berat. Pasalnya, lawan Korsel adalah laga pertamanya, yang harus berhadapan dengan negara asalnya sejak menjadi pelatih. Namun, pada perempat final ini, segala kegalauan ia kubur dalam-dalam.

Tag
Share