Budidaya Ikan Nila dengan Media Bioflok Sangat Menguntungkan

Budidaya ikan nila dengan media bioflok, sebuah teknologi budidaya dan peternakan ikan yang menggunakan media flok atau ember besar.-baehaqi-radar majalengka

MAJALENGKA - Camat Sindangwangi, Wahyu Sudianto, memantau langsung perkembangan budidaya ikan nila dengan media bioflok, sebuah teknologi budidaya dan peternakan ikan yang menggunakan media flok atau ember besar yang ternyata sangat menguntungkan.

Menurutnya, setidaknya di Kecamatan Sindangwangi sendiri, sudah ada sejumlah kelompok tani ikan yang mengembangkan bioflok, termasuk Desa Lengkong Kulon, Jerukleueut, Padaherang, dan Lengkong Wetan.

Keberadaan petani ikan bioflok tersebut sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan ikan konsumsi, khususnya ikan nila dan gurame. Melalui teknologi bioflok, hasil panen petani jauh lebih besar dibandingkan dengan menggunakan kolam konvensional.

Wahyu menjelaskan bahwa dalam satu kolam ember berdiameter 3 meter, biasanya mampu menampung antara 600 hingga 800 ekor benih ikan yang akan berkembang menjadi ukuran 1 kg dalam kurun waktu 1 hingga 2 bulan saja, dengan harga jual rata-rata Rp 25 sampai dengan 30 ribu per kilogramnya.

BACA JUGA:Pemkab Majalengka Peringati Hari Otonomi

"Keuntungan budidaya dengan sistem ini antara lain pertumbuhan ikan yang sangat cepat, konsumsi pakan yang lebih sedikit, serta tingkat keamanan dan kematian ikan yang sangat rendah, sehingga akan sangat menguntungkan para petani," paparnya saat ditemui di sekitar lokasi bioflok pada Senin (22/4).

Sementara itu, Jawahir, Kepala Desa Lengkong Kulon, menambahkan bahwa saat ini di desanya sudah ada sekitar 20 kolam bioflok, sebagian di antaranya merupakan milik Bumdes yang dikelola oleh kelompok tani di desa, serta sebagian lainnya milik perorangan. Program bioflok yang dikelola dan dikembangkan di Lengkong Kulon sudah berjalan hampir 2 tahun dan hasilnya cukup menjanjikan.

"Alhamdulillah, kami sudah beberapa kali panen, bahkan saat ini sudah banyak warga yang mulai membuat dan mengembangkan budidaya ikan melalui metode bioflok," tambahnya.

Kepala Desa Lengkong Wetan, Enda Sukardi, menambahkan bahwa pihaknya saat ini mencoba mengembangkan teknik budidaya ikan melalui metode tersebut, yang bersinergi dengan yayasan pondok pesantren di desanya.

BACA JUGA:PKS Masih Belum Final Mengusung M1-M2

Harapannya, para santri di desa tersebut dapat dikembangkan keterampilannya menjadi petani ikan yang handal.

Sehingga, selain mendapatkan pengetahuan agama yang memadai, mereka juga memiliki keterampilan di bidang perikanan. Dengan demikian, saat lulus nanti, para santri tersebut dapat langsung diterjunkan ke masyarakat untuk membantu peningkatan ekonomi dan penguatan sektor keagamaan. (bae)

Tag
Share