Masa Kebangkitan Perempuan
Oleh: Fifi Luthfiyah SKom
KARTINI adalah pelopor kebangkitan perempuan, salah satu pahlawan yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat merupakan sosok perempuan hebat pada masanya. Sosok perempuan cerdas dan berani dengan perjuangannya untuk memajukan kaum perempuan pribumi. Perjuangan ini dilandasi karna Kartini sangat kagum akan kemajuan dan cara berpikir modern wanita Eropa (Belanda).
Kartini ingin memperjuangkan hak-hak perempuan dan memajukan para perempuan pribumi agar tidak tertinggal. Karna pada saat itu, para perempuan pribumi hanya diperbolehkan mengurus pekerjaan rumah seperti dapur, kasur, sumur, dan mengurus anak. Maka dari itu, Kartini bergerak untuk mendobrak tradisi-tradisi yang mengekang kebebasan para perempuan pribumi demi mendapatkan haknya, terutama dalam pendidikan.
Sosok Kartini sebagai pelopor kebangkitan perempuan di masanya, sangat patut diacungkan jempol. Pasalnya, beliau berani melawan tradisi-tradisi yang sangat membelenggunya. Kartini ingin memperjuangkan keadilan bagi kaum perempuan agar tidak terkungkung oleh tradisi-tradisi yang membuat kaum perempuan menjadi tertinggal dan terbelakang. Kartini memberi perhatian khusus tentang emansipasi wanita dan kesetaraan gender dalam status sosial, otonomi & hukum.
BACA JUGA:Harga Bawang Merah di Cirebon Lagi Mahal, Sempat Rp70 Ribu Per Kilogram
Bayangkan saja, jika jaman dulu tidak ada sosok Kartini yang menggerakkan dan membebaskan para perempuan dari hal-hal yang membelenggunya, mungkin kita sebagai perempuan akan terus terjajah. Terjajah dari hal-hal yang tidak semestinya. Kita akan terus terbelakang.
Kita akan selalu didiskriminasi dan termarginalkan. Kita tidak akan bisa berekspresi dan bersosialisasi di ruang publik dan hanya fokus pada ruang domestik. Dan parahnya lagi kita tidak bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
Saat ini, peran perempuan sudah mulai banyak bermunculan di ruang publik. Perempuan kini sudah lebih bebas bergerak dan bisa mendapatkan akses pendidikan, berkontribusi dalam kepemerintahan, membangun peradaban, dan lain-lain.
Perempuan dengan mudah bisa memiliki cita-cita tinggi juga pendidikan tinggi. Perempuan jaman sekarang setidaknya sudah mendobrak stigma negatif yang berkembang di masyarakat, yang tidak perlu berpendidikan tinggi karna nanti ujung-ujungnya akan kembali mengurus pekerjaan rumah seperti kasur, dapur dan sumur.
BACA JUGA:Pilwalkot Cirebon, 9 Nama Kembalikan Formulir ke PDIP
Perempuan tidak hanya bergerak di kehidupan nyata saja, mengingat sekarang adalah era digital, para perempuan pun banyak yang mengaktualisasikan dirinya di ruang maya, yaitu melalui platform-platform di media sosial. Jadi, perempuan tidak hanya melek pendidikan, tapi juga melek teknologi.
Mengenai pendidikan, pendidikan itu sangat penting. Perempuan cerdas adalah yang mau melek akan pendidikan. Perempuan yang berpendidikan itu artinya dia sedang membangun generasi emas. Apalagi jika seorang perempuan menikah dan mempunyai keturunan, maka seorang perempuan akan mendidik anak-anaknya dengan ilmu pengetahuan yang ia punya.
Terlebih seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu, pentingnya pendidikan bagi perempuan diharapkan bisa mendidik kepada generasi selanjutnya agar tidak tekungkung oleh kebodohan. Perempuan cerdas akan melahirkan generasi-generasi cerdas yang akan datang.
Agaknya melihat situasi sekarang ini meskipun perempuan sudah bebas dari belenggu ketidakadilan, nyatanya masih saja ada ketimpangan antara perempuan dan laki-laki. Budaya Patriarki di negeri ini masih kental. Masih saja ada kaum perempuan yang belum maksimal mendapatkan haknya sebagaimana mestinya. Perempuan masih dibawah bayang laki-laki, didiskriminasi dan dimarginalkan.
BACA JUGA:Cawe-cawe Jokowi Bukan Pelanggaran Hukum, Hanya Tak Etis