Durian Sumarna

Nang Sumarna saat memikul durian jatuhan.-istimewa-radar cirebon

BACA JUGA:Tak Lagi Jadi Bupati Kuningan, Acep: Datang dan Pergi Hal Biasa, Tak Perlu Diratapi

Di kebun Blok Porang miliknya itu, ada banyak jenis durian yang ditanam. Lebih dari 20 jenis durian yang dia tanam. Dia menyebut puluhan jenis kadu yang ada di kebunnya itu dengan istilah durian komersil.

“Istilah ini untuk membedakan dengan durian hasil hutan atau kadu leuweung. Durian di kebun saya ini hasil budidaya. Ini namanya durian komersil,” jelasnya. Disebut durian komersil karena harga per buah atau per kilogramnya kebih mahal dengan kadu leuweung. “Bisa dicek harganya antara durian dari hutan dan hasil budidaya pasti beda,” kata Nang Sumarna.

Jenis-jenis durian yang ada di kebun miliknya itu antara lain Si Montong, Cane, Duri Hitam, D24 Matahari, Matahari Bangkok, Musangking, Pelangi, Kumbo Karno, Menoreh dan Jambon.

Ada juga durian Super Tembaga, Montong Pondok, Montong Oranye, Si Bawor, Ciherang Pajajar, Si Merah, Si Riwing, Si Petruk, Si Menak, Aseupan dan Ajimah. Namun yang terbanyak dan sekarang sudah dipanen adalah jenis D24 Matahari. Sisanya masih menunggu beberapa waktu lagi.

BACA JUGA:Iip Hidajat Kini Pimpin Kabupaten Kuningan

Durian yang ditanam di kebunnya dibagi dalam 3 kali panen. Hal ini karena durian-durian tersebut tidak ditanam secara serentak.

Panen pertama, sekarang tinggal beberapa pohon saja yang masih tersisa. Panen kedua, nanti kurang lebih sebulan lagi. Sedangkan yang ketiga sekarang buah duriannya masih kecil-kecil.

“Yang pertama paling banyak D24 Matahari, durian dari Malaysia. Nanti panen kedua ada durian jenis musangking dan duri hitam. Ya awal Januari 2024 lah sudah panen,” sebut pria yang memang hobi menanam buah-buahan tersebut.

Karena itu, di kebun ini tidak setiap hari bisa memanen durian yang matang. Apalagi durian yang jatuhan, harus menunggu buah tersebut masak di pohon. Dia juga menjelaskan, di wilayah Kecamatan Rajagaluh memang menjadi lumbung pembibitan buah, termasuk segala jenis durian. Namun, jarang yang mau serius membudidayakan tanaman durian.

BACA JUGA:Bank Sampah Berkah Mulya Binaan PT Japfa Comfeed Indonesia Menjadi Pilot Project

“Di sekitar sini mungkin hanya saya sendiri yang mau membudidayakan durian komersil. Padahal di sini pusatnya bibit durian,” tandas pria lulusan salah satu SMA swasta di Majalengka ini.

Dia juga mengakui, membudidayakan buah durian memang membutuhkan kesababaran. Rata-rata dari menanam hingga bisa dipanen membutuhkan waktu sekitar 5 tahun. Walaupun ada juga yang 3 tahun sudah mulai belajar berbuah.

Menurutnya, tidak gampang membudidayakan durian itu. Banyak syarat yang harus dipenuhi. Yang paling utama adalah lokasi tanahnya memang cocok untuk budidaya durian. Selain itu juga harus memiliki kecukupan air. Karena untuk pertumbuhan dan perawatan tanaman membutuhkan banyak air.

Setelah itu baru pemilihan bibit. Yang satu ini tidak boleh main-main. Harus mencari bibit yang bersertifikat. “Bibit yang aman adalah yang tingginya sekitar 2 meter atau lebih, tapi harus memiliki sertifikat,” tutur pria yang sudah dikaruniai 2 anak tersebut.

Tag
Share