Bupati Cirebon: Idul Fitri Bukan Sekadar Hari Perayaan, Pakaian Baru dan Hal-hal Lain yang Serba Baru

Bupati Cirebon Drs H Imron M.Ag-dokumen -tangkapan layar

CIREBON-  Momen Idul Fitri  harus dimaknai sabagai momen saling memaafkan, silaturahmi dan kembali ke fitrah sebagai manusia.

Dalam hal ini, refleksi diri berarti setiap umat muslim dianjurkan untuk introspeksi diri dan kembali kepada fitrah islamiyah.

Jadi, Idul Fitri bukan sekadar tentang hari perayaan, pakaian baru, dan hal-hal lain yang serba baru.

BACA JUGA:Obyek Wisata Penuh Pengunjung, Pasar Rakyat Ini Jadi Alternatif Pilihan Liburan Lebaran

Bupati Cirebon Drs H Imron MAg mengatakan, meski pada dasarnya umat muslim disunnahkan untuk menggunakan pakaian baru, tetapi secara hakikat, bukan itu makna sesungguhnya dari Hari Raya Idul Fitri. 

Lebih dari itu, Idul Fitri dimaknai sebagai bentuk refleksi diri, bentuk rasa syukur, dan kegembiraan.

Artinya, umat muslim diharapkan dapat kembali suci setelah dibersihkan dengan puasa Ramadan selama 1 bulan penuh, yang kemudian disempurnakan dengan mengeluarkan zakat fitrah sebagai bentuk rasa syukur dan berbagi kepada sesama, serta saling memaafkan atas kesalahan yang pernah terjadi. 

BACA JUGA:Tempat Kuliner Khas Cirebon Ini, Tidak Pernah Sepi Pengunjung, Apalagi Saat Liburan Lebaran

Dikatakan Bupati Imron, umat muslim di Indonesia memang identik menyebut Idul Fitri sebagai Lebaran.

Menurutnya, Lebaran dijelaskan sebagai hari raya umat Islam pada tanggal 1 Syawal setelah ibadah puasa selesai dijalankan selama bulan Ramadan.

“Yang harus dimaknai dari Idul Fitri adalah saling memaafkan, silaturahmi dan kembali ke fitrah sebagai manusia,” ujar Imron.

BACA JUGA:Yuk Liburan ke Pantai Kejawanan Cirebon, Hari Ini Mulai Buka Loh

Menurutnya, Indonesia punya beragam tradisi dalam setiap perayaan Idul Fitri. Sehingga perayaan Idul Fitri di Indonesia punya tradisi khas yang tidak ada di nagara lain.

Sehingga, tradisi ini yang menjadi identitas kita sebagai negara muslim terbesar di dunia.

Tag
Share