Menanamkan Minat Baca Siswa-siswi SD
Ilustrasi-Didin-RADAR CIREBON
Tiap hari melihat gambar dan tulisan tersebut akan menanamkan ide bahwa membaca itu penting dan para siswa merasa akrab dengan kegiatan membaca dalam alam bawah sadar mereka.
Kedua, mengoptimalkan peran perpustakaan sekolah. Ada perpustakaan sekolah yang terabaikan dan buku-buku yang ada tidak dibaca. Dengan kata lain, buku-buku hanya menjadi koleksi dan akhirnya hancur dimakan usia. Pihak sekolah bisa menciptkan tradisi baru untuk membuat siswa-siswi akrab dengan perpustakaan.
Misal, jika ada guru tidak bisa hadir ke kelas, para siswa bisa diarahkan oleh guru piket ke perpustakaan untuk membaca koleksi bacaan yang ada. Pihak sekolah juga bisa menunjuk petugas tertentu untuk melayani para siswa yang tertarik untuk meminjam buku-buku di perpustakaan sekolah.
Pihak sekolah juga perlu menambah koleksi bacaan di perpustakaan tidak hanya buku-buku teks tapi juga koran, majalah, video, bahkan komputer yang terhubung dengan jaringan internet.
Ketiga, menerapkan metode dipandu cerita atau story-guided method. Siswa baik yang suka membaca atau tidak akan senang mendengar cerita yang menarik. Jadi guru dapat menggunakan kecintaan anak sekolah dasar terhadap cerita yang menarik untuk memancing mereka menyukai bacaan.
Misal, dengan membuat kelompok bercerita dimana para siswa diminta berkumpul. Langkah pertama adalah membagi teks-teks cerita pendek yang menarik, kemudian setiap siswa diminta untuk membaca dan memahami cerita mereka masing-masing.
Kemudian, tiap siswa secara bergiliran diminta untuk bercerita kepada teman-temanya. Dalam bercerita para siswa bisa diajarkan untuk menggunakan daya imajinasi dan kreatifitasnya oleh guru. Setelah itu para siswa bisa mendiskusikan isi cerita dan diberi kesempatan untuk bertanya jika perlu.
Keempat, pihak sekolah dasar baik pimpinan maupun guru untuk selalu mendukung para siswa untuk selalu berperan dan berprestasi dalam lomba-lomba yang berkaitan dengan membaca baik di tingkat sekolah, daerah maupun tingkat nasional.
Perlombaan membaca puisi, membaca cerita, membaca esei, dan sebagainya perlu diikuti oleh siswa-siswi. Prestasi yang diperoleh oleh para siswa bukan hanya akan membuat anak-anak lebih cinta membaca tapi juga mengharumkan nama sekolah.
Kelima, guru bisa menjadi Role Model yang baik dalam membaca. Secara psikologis, siswa-siswi sekolah dasar masih membutuhkan panutan dalam belajar termasuk membaca. Mereka masih perlu seseorang yang bisa memberi contoh yang baik dalam mengerjakan sesuatu hingga akhirnya mereka akan mencontoh.
Di sini guru bisa berperan dengan menjadikan dirinya sebagai contoh orang yang suka membaca. Cara-cara yang bisa dilakukan guru adalah dengan sering membawa buku atau majalah dihadapan siswa. Kedengarannya ini sederhana tetapi bisa membawa pesan kepada para siswa bahwa guru mereka cinta membaca.
Dalam mengajar guru juga bisa sering mengucapkan kata-kata seperti, menurut buku ini, menurut kitab itu, kata-kata tersebut harus sering diulang sehingga ditangkap oleh siswa bahwa guru saya suka membaca. Di akhir semester ketika pembagian hasil belajar atau rapport, pihak sekolah atau guru-guru bisa memberi hadiah kepada siswa-siswi yang berprestasi berupa buku-buku bacaan yang bermutu.
Keenam, bila mungkin guru bisa bekerja sama dengan orang tua murid untuk menanamkan budaya membaca dengan cara memberi masukan kepada orang tua tentang hal-hal yang bisa dilakukan. Hal ini cukup penting karena pada dasarnya tugas menanamkan minat baca bukan hanya tugas guru di sekolah tapi juga kewajiban orangtua di rumah.
Masukan yang bisa diberikan oleh guru ke orang tua seperti; membuat ruang khusus di rumah untuk belajar dan membaca. Ruang tersebut harus tenang, terang dan ada rak buku yang dilengkapi koleksi buku dan majalah terdiri dari sains fiksi, buku bergambar, sastra, sejarah dan lain-lain. Satu hal lagi ruang teresebut harus bernuansa bookish family, sebuah ruangan yang tidak hanya beraroma membaca tapi juga ada orangtua yang hadir sebagai contoh bagi anak-anak mereka untuk cinta membaca.
Menumbuhkan minat baca bukanlah perkara mudah tetapi membutuhkan waktu yang panjang dan sulit. Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan memulai budaya baca dari usia dini yaitu sekolah dasar.