Penjualan Beras Murah Ricuh

SEMPAT RICUH: Penjualan beras murah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) di Lapangan Kebon Pelok, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti sempat ricuh.-ABDULLAH-RADAR CIREBON

CIREBON - Pemerintah Kota Cirebon kembali menjual beras murah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk kesekian kalinya, Senin (1/4), di Lapangan Kebon Pelok, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti. 

Namun, di balik antusiasme masyarakat, terjadi kericuhan saat pembelian beras SPHP tersebut. 

Ribuan warga yang sudah mengantre sejak pukul 07.00 WIB menjadi kesal karena ada warga yang menyalip ke depan kasir untuk membeli beras sekitar pukul 08.15 WIB. 

Hal ini menyebabkan protes keras dari warga, tidak hanya terhadap mereka yang menyalip, tetapi juga terhadap petugas yang dianggap tidak dapat mengatasi pelanggaran antrean.

BACA JUGA:Dewan Ingatkan Dinkes Antisipasi DBD

Kericuhan tidak berhenti di situ. Sekitar pukul 09.00 WIB, salah seorang pembawa acara mengumumkan bahwa stok beras hampir habis dan kemungkinan beberapa warga yang suah lama mengantre tidak akan mendapat bagian.

Karuan saja, warga di belakang langsung melakukan dorongan sehingga menyebabkan beberapa orang terjepit, termasuk para lansia.

Putri (35) mengaku sudah mengantre sejak pukul 07.15 WIB dengan harapan bisa membeli beras SPHP seharga Rp52 ribu untuk 5 kg. 

Putri sudah mengikuti instruksi panitia untuk duduk di kursi yang telah disediakan, dan beberapa kali pembawa acara mengumumkan bahwa transaksi belum dimulai hingga diresmikan oleh Pj Walikota.

BACA JUGA:Napak Tilas untuk Terus Mengingat Pendiri Cirebon

Namun, Putri merasa kecewa karena panitia tiba-tiba mengizinkan beberapa warga untuk membeli beras SPHP.

Tidak hanya itu, kekecewaan Putri bertambah ketika ia melihat warga yang baru datang menyalip ke depan antrean untuk membeli beras. 

Ia merasa terpanggil untuk menyuarakan protesnya. “Saya sudah rela mengantre sejak pagi, tapi tiba-tiba orang datang dan langsung beli beras di kasir. Tentu saja saya protes,” tegasnya.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Maryati (40), yang merasa kesal karena banyak orang yang menyalip ke depan antrean meskipun masih banyak warga yang mengantre di belakang. 

Tag
Share