Sabtu, 09 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Berita Utama
Wacana
Aneka Berita
Metropolis
Kabupaten
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Majalengka
All Sport
Nasional
Internasional
Jawa Barat
Network
Beranda
Wacana
Detail Artikel
Tingkatan Puasa Dalam Perspektif Al-Ghazali
Reporter:
Bambang
|
Editor:
Bambang
|
Rabu , 27 Mar 2024 - 16:03
Ilustrasi--
tingkatan puasa dalam perspektif al-ghazali oleh: h muhamad jaenudin sag mh ramadan sejatinya merupakan kesempatan emas. betapa banyak sanak saudara, karib kerabat dan tetangga yang ramadan kemarin masih bercengkrama di tengah kita, namun saat ini ia sudah tiada. nikmat panjang usia jangan pernah disia-sia. sebab tak ada jaminan kita akan berjumpa dengan ramadan di tahun mendatang. lalu berapa puluh kali ramadan telah kita lalui. dan apa hasilnya? adakah perubahan ke arah yang lebih baik hasil tempaan madrasah ramadan? ataukah ramadan tak pernah berbekas apa-apa pada diri kita? baca juga:helat apel kesiapan operasi ketupat lodaya 2024 jika demikian maka puluhan ramadan yang kita jalani hanya ritual rutinitas belaka. padahal rasulullah mengaminkan doa malaikat jibril yang berdoa, “celakalah orang yang berlalu ramadan ia tidak dapat ampunan”. dan bagaimana mungkin allah akan menolak doa jibril yang diaminkan rasulullah saw. imam al-ghazali dalam kitab fenomenal nya ihya' ulumiddin, membagi level puasa kedalam tiga tingkatan; puasa umum, puasa khusus, dan puasa khususil khusus. setiap tingkatan mempunyai kriteria masing-masing. pertama, puasa umum. adalah tingkatan yang paling rendah yaitu model puasa yang hanya menahan diri dari makan, minum dan hubungan sumi-isteri. praktis tidak ada perubahan lain dari model puasa ini kecuali hanya mengubah jadwal makan dari yang tadinya siang hari menjadi malam hari. baca juga:tarik investasi rp4,8 triliun lebih secara tinjauan filosofi, bahwa perintah berpuasa jangan berhenti pada ritual belaka, sebatas menahan lapar dahaga. tetapi harus sampai pada pengamalan hikmah dari lapar dan dahaga. para shoimin mesti keluar dari zona aman, dan hal itu semestinya melahirkan kesholehan sosial dan kebaikan. maka pantas jika puasa yang berhenti pada dimensi rutinitas belaka akan hambar. puasa macam ini tidak punya dampak pencerahan jiwa. baik pencerahan vertikal berupa peningkatan ketaqwaan, keimanan dan rasa syukur kepada allah swt, maupun pencerahan sosial yang bisa dirasakan oleh sesamanya. baca juga:tingkatkan pelayanan, pemkab akan tambah fasilitas wifi gratis karenanya kerap kita lihat fenomena sosiologis, walaupun pada bulan puasa masih sering terjadi orang bertengkar dengan sesama, saling fitnah dan adu domba. kenakalan remaja masih terjadi, tindak kriminal malah cenderung meningkat menjelang idul fitri. ketidak-jujuran dan penyelewengan marak terjadi, rumah yang ditinggal pemiliknya saat sholat taraweih malah diunggahi maling, dan banyak lagi. padahal katanya bulan puasa semua setan dibelenggu. inilah potret realita sosial yang menggambarkan masyarakat yang berpuasa pada level pertama. puasanya bahkan tidak membawa efek apa-apa. sesuai dengan sinyalemen hadits rasulullah saw, “betapa banyak oarang yang berpuasa yang ia tidak memperoleh hasil dari puasanya itu kecuali hanya rasa lapar dan dahaga.” baca juga:musim pancaroba, dbd di majalengka semakin merajalela atau bahkan mungkin masyarakat pada level ini mereka berpuasa pun tidak. mereka yang di bulan puasa, di siang bolong mereka tega nyolong buka dengan makan di warteg yang ditutup kain yang tidak full sampai kebawah yang berakibat deretan kaki sang pencolong itu masih jelas kelihatan. atau pada sebagaian dari mereka yang beranggapan karena mereka pekerja kasar seperti pemecah batu, kuli tani, kuli pasar, kuli bangunan, tukang becak dan lain-lain diperbolehkan tidak berpuasa. fenomena di atas, dalam ilmu sosiologi dikenal adanaya teori interaksionisme simbolik. interaksionisme simbolik. mengajarkan bahwa ada sifat khas dari interaksi antar manusia “bahwa manusia saling menerjemahkan dan saling mendifinisikan tindakanya”. indvidu atau unit-unit tindakan yang terdiri dari atas sekumpulan tertentu, saling menyesuaikan atau saling mencocokan tindakan mereka satu dengan yang lainya melalui proses interpretasi. baca juga:kuwu kawunghilir bagikan ratusan paket sembako buat fakir miskin dan jompo berkaitan dengan teori ini bagi kalangan yang awwam mereka akan bertingkah laku dengan saling mendefinisikan satu sama lain, mempengaruhi satu sama lain. dengan demikian pada komunitas tadi, jika sebagaian besar mereka tidak berpuasa maka sebagain lainnya pun akan terpengaruhi untuk tidak berpuasa. tingkatan yang kedua, adalah puasa khusus. puasa pada level ini setingkat lebih tinggi dari puasa level pertama. karena disamping menahan dari tiga hal yang membatalkan puasa juga memelihara seluruh anggota tubuh dari perbuatan maksiat atau tercela. selain menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa, pada saat yang sama ia juga menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan “pahala” puasa. baca juga:jalan dr cipto mk diperbaiki, namun drainase tetap dibiarkan rusak yang mengakibatkan banjir di antara hal-hal yang membatalkan pahala puasa anatara lain adalah berbohong, mengghibah, memfitnah, mengadu domba, bersumpah palsu, dan memandang lawan jenis dengan syahwat. mukmin sejati seharusnya berusaha betul untuk bisa meraih puasa pada tingkatan kedua. sebaliknya ia harus sebisa mungkin menjaga puasanya agar jangan sampai jatuh pada puasa level pertama. jangan sampai ia sudah banyak berkorban dengan rasa lelah dan dahaga tetapi tidak mendapatkan pahala puasa. secara makna filosofis hal ini mengajarkan bahwa ibadah puasa harus membuahkan perubahan pada perilaku dan akhlakul karimah. puasa yang membuahkan perilaku baik dan mencegah perilaku buruk. jangan sampai puasa dilakukan, tapi memfitnah dan menghibah orang lain terus jalan. baca juga:m arif kurniawan kembali jadi pj sekda untuk tiga bulan ke depan, tidak ada pelantikan lagi dan sebaliknya berpuasa haruslah menumbuhkan akhlak terpuji berupa kepedulian terhadap orang yang membutuhkan, berempati kepada sesama. imam al-jurjani dalam kitabnya, “hikmatu tasyri wa falsafatuh” membagi beberapa hikmah tujuan disyareatkannya berpuasa anatara lain; pertama, sebagai refleksi syukur kepada allah atas segala nikmat dan karunia-nya yang tak terhingga banyaknya. kedua, dalam rangka mengendalikan nafsu-nafsu bahimiyah (nafsu kehewanan) yang timbul dari sifat rakus dan tamak diakibatkan dari kejahatan perut. baca juga:33 ruas jalan kabupaten cirebon batal diperbaiki tahun ini, karena usulanya ditolak pemprov jabar ketiga, dalam rangka mendapatkan kesehatan, karena terbukti bahwa sumber dari segala penyakit adanya di perut. hal ini telah diperkuat oleh hadits nabi,“ tidak ada wadah yang lebih buruk jika diisi sampai penuh oleh seorang anak adam kecuali memenuhi perutnya”. keempat, dalam rangka melemahkan syahwat seksual yang tidak terkendali, karena hal itu bisa membawa pada perbuatan keji. kelima, dengan merasakan lapar dan haus diharapkan akan menimbulkan empati dan peduli kepada si miskin. sedangkan puasa paling tinggi adalah level ketiga yaitu puasa khususil khusus. ini adalah puasa kelas vip. pelakunya tidak hanya berpuasa dari makan, minim, seks, tetapi seluruh panca inderanya berpuasa dari dosa, dan sekaligus hati nya juga berpuasa dari segala kehendak hina dan segala pikiran duniawi yang mencegah pelaku untuk tidak memikirkan apa pun selain memikirkan allah swt dan bermahabbah kepada-nya. baca juga:tahun ini jalan di depan sman 1 jamblang diperbaiki, pakai hotmix dengan anggaran rp500 juta level puasa tertinggi ini sudah tidak lagi berminat terhadap dunia yang menjadi sumber petaka. semua orientasinya diarahkan pada akhirat yang kekal dan kepada allah ‘azza wajalla. ini adalah puasanya para nabi dan wali. wa allahu a’lam bissawwab. (*) penulis adalah kepala kua kecamatan luragung
1
2
3
4
»
Tag
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 28 Maret 2024
Berita Terkini
Bantuan Rutilahu Kembali Dikucurkan oleh Baznas
Kabupaten Majalengka
14 jam
Kepala SMAN 1 Bantarujeg Raih Kenaikan Pangkat dari Presiden
Kabupaten Majalengka
14 jam
Klinik Umah Sehat NU Di-launching, Diresmikan Langsung oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Cirebon
Metropolis
14 jam
Paling Dikenal Semua Kalangan, Buruh Bangunan Jatuh Hati Dukung Ridho
Kabupaten Kuningan
14 jam
Silaturahmi Ulama dan Umara
Kabupaten Kuningan
14 jam
Berita Terpopuler
Terombang-ambing 3 Hari di Laut, Suradi Akhirnya Kembali ke Cirebon
Headline
14 jam
Episode Baru bagi Buruh
Wacana
17 jam
Klinik Umah Sehat NU Di-launching, Diresmikan Langsung oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Cirebon
Metropolis
14 jam
Tiga Paslon Pilkada Kota Cirebon Siap Berdebat Lagi, Simak Jadwalnya
Headline
14 jam
Dukung Beriman di Pilbup Cirebon, Ketua GMBI: Programnya Paling Pro Rakyat
Headline
14 jam
Berita Pilihan
Timnas Indonesia Resmi Jadi Tuan Rumah saat Kontra Bahrain, Menpora: Tidak Datang, WO
Headline
2 minggu
Timnas Indonesia Kalah Lawan China, Shin Tae Yong Beri Penjelasan Berikut
All Sport
3 minggu
Ranking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Hasil Arab Vs Bahrain Untungkan Indonesia
All Sport
3 minggu
Inilah Update Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru Usai Tahan Imbang Bahrain
All Sport
4 minggu
Timnas Indonsia Turunkan Kekuatan Penuh, Yakin Bisa Curi Poin dari Bahrain
All Sport
1 bulan