Kontemplasi dan Instrospeksi Diri

Ilustrasi--

Oleh: Dedy Sutrisno Ahmad Sholeh

MENYIKAPI realita saat ini yang sedang terjadi, yaitu mewabahnya pandemi yang melanda seluruh dunia, inilah saat yang tepat untuk kita kontemplasi dan introspeksi diri. Banyak cara bisa kita lakukan untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. 

Bagi yang sudah berkeluarga bisa diskusi dengan pasangan, yang sudah memiliki keturunan bisa mendidik anak lebih intensif kepada hal yang positif. Banyak cara dilakukan, utamanya berharap kita mati dalam keadaan husnul khotimah (akhir yang baik).

Kita flashback keadaan kehidupan yang heterogen ini, banyak terjadi dalam kehidupan sosial kita. Selain masalah pribadi, juga ada hal-hal yang tidak diharapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

BACA JUGA:Penting Bangun Koalisi di Pilkada Kuningan

Kadang-kadang melakukan perbuatan yang terlarang itu, yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ada yang membicarakan kejelekan orang lain, mendholimi orang, memfitnah, mengadu domba, berburuk sangka dan sebagainya.

Timbul pertanyaan, mengapa melakukan demikian? Jawabannya, pertama, tampaknya kita tidak pernah merasa diawasi oleh Allah dalam melaksanakan tugas hidup dan kehidupan ini.

Padahal orang yang beriman kata Rasul:  atta allamuu innallooha ma attahaitsuma kunta, Orang yang beriman yang diajak oleh Allah ini adalah orang yang mengetahui bahwa dia merasa diawasi oleh Allah SWT. 

Kedua, tidak merasa akan dihisab oleh Allah SWT. Semua perbuatan kita, baik perkataan maupun perbuatan, sesuai firman Allah dalam Alquran surat Qof ayat 18, "Tidak pernah ada satu kalimatpun yang keluar dari mulut-mulutmu illaa ladaihi roqiibun  atiid . Kecuali disampingnya ada malaikat Rokib dan Atid, untuk mengawasi dan merekam semua perkataan itu. 

BACA JUGA:Berbagi Ratusan Takjil hingga Santunan Jadi Agenda Sosial Bhayangkari Polres Kuningan

Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban tentang kenikmatan yang diberikan kepada kita semuanya.

Semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu kata Rasul, bahwa orang yang paling bahagia adalah oarang-orang yang sedikit mempertanggungjawabkan kenikmatan dunia dibanding orang-orang yang banyak memperoleh kenikmatan dunia. 

Ketiga, kita tidak merasa diawasi ketika kita berada pada lorong-lorong di alam ini. Dalam Alquran Surat Al-Zalzalah, yaumaidzin tuhadditsu akhbaarohaa. Pada suatu hari, di hari kiamat nanti, bumi ini akan menyampaikan khabarnya. 

Pada saat Nabi menyampaikan ayat itu, Nabi bertanya kepada para sahabat, Kabar apa yang akan disampaikan oleh bumi di hari kiamat, dihadapan Allah nanti? Para sahabat tidak menjawab, hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. 

Tag
Share