Kamis, 07 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Berita Utama
Wacana
Aneka Berita
Metropolis
Kabupaten
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Majalengka
All Sport
Nasional
Internasional
Jawa Barat
Network
Beranda
Wacana
Detail Artikel
Puasa dan Pendidikan Karakter
Reporter:
Bambang
|
Editor:
Bambang
|
Minggu , 17 Mar 2024 - 15:28
Ilustrasi--
puasa dan pendidikan karakter oleh: achmad salim kasus perundungan di institusi pendidikan masih saja terus terjadi. bahkan merata di semua jenjang pendidikan mulai tingkat dasar hingga pendidikan tinggi tidak lepas dari fenomena bullying ini. dengan beragam jenis kasus, mulai perundungan verbal, penghinaan, body shiming, pemaksaan, pelecehan, kekerasan dan penganiayaan, bahkan diantaranya menelan korban jiwa. mirisnya lagi, lembaga pendidikan yang berbasis agama seperti pesantren atau madrasah pun tidak luput dari aksi-aksi oknum pelajar tidak beradab ini. baca juga:buka dapur takjil, forkopimda buat dan bagikan takjil dan makanan siap saji hal ini patut dipertanyakan karena tidak sedikit upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini pihak kemendikbud, dengan meramu kebijakan dan kurikulum pendidikan yang diharapkan mencetak generasi yang unggul dan berkarakter. namun, kebijakan-kebijakan yang digagas berbanding lurus dengan banyaknya kasus kejahatan yang melibatkan pelajar. jadi tidak bisa dibantah jika banyak pihak berpendapat bahwa output pendidikan kita, terutama menyangkut etika, moral, dan akhlak berada pada level sangat rendah. baca juga:pj wali kota optimis anak cirebon koas raih prestasi tingkat jabar seolah dunia pendidikan hanya berorientasi pada kecerdasan akademik tanpa memberi pengaruh pada kepribadian peserta didik secara utuh. padahal setiap satuan pendidikan berkewajiban untuk membentuk karakter peserta didik di sekolah masing-masing. dampak sekularisasi pendidikan jika ditelaah, maka akan didapati bahwa salah satu penyebab dari dekadensi moral pelajar adalah kurikulum pendidikan yang disusun berdasarkan asas sekularisme, yaitu memisahkan agama dari semua aspek kehidupan masyarakat termasuk dalam aspek pendidikan. baca juga:dapur ramadan cordela hotel cirebon jadi pilihan berbuka bersama keluarga akhirnya peserta didik jauh dari agama. meskipun ada mata pelajaran agama, tapi metode pengajaran yang sebatas transfer ilmu dan teoritis membuat anak didik tidak paham ajaran agamanya, tidak membekas, apalagi terdorong untuk mengamalkan. sekularisme ini juga melahirkan ide kebebasan. kebebasan berbicara dan bertingkah laku menjadikan remaja berbuat sekehendak hatinya, memenuhi keinginannya dengan cara apa saja, mencari kepuasan meski merugikan orang lain. tanpa tuntunan agama yang mengarahkan, remaja cenderung meluapkan emosinya ke arah negatif. senggol sedikit, tersinggung, marah, dan akhirnya melakukan tindak kekerasan. maraknya kekerasan di kalangan remaja juga dipengaruhi oleh massifnya tontonan yang menyuguhkan budaya kekerasan. baca juga:sambut hari raya penuh makna ala informa sedikit banyak apa yang mereka lihat melalui film, game, internet, sosial media, dsb., lambat laun mempengaruhi pemikiran dan tertarik untuk menirunya. dari begitu banyaknya persoalan yang menjerat remaja dan ketidakmampuan sistem pendidikan hari ini dalam mengatasi masalah yang ada, maka dibutuhkan evaluasi mendasar terhadap solusi-solusi pragmatis yang selama ini dijalankan. sekularisasi pendidikan ternyata tidak mampu menjawab tantangan zaman. tidak akan lahir darinya generasi unggul dan berkarakter. yang dominan muncul generasi yang bobrok. bukan generasi pemimpin tapi generasi yang diperbudak hawa nafsunya. sudah saatnya kita meninggalkan sistem pendidikan sekuler. baca juga:bmh salurkan al quran beralih ke sistem pendidikan islam. karena kurikulum pendidikan islam dibangun diatas akidah islam yang terpancar dari wahyu. setiap manusia yang berpegang teguh kepada tuntunan agama, pasti hidupnya akan terarah. memetik hikmah dari puasa bulan yang diwajibkan berpuasa di dalamnya. ramadan merupakan momentum terbaik untuk melakukan perubahan diri menjadi hamba yang lebih baik. pelaksanaan ibadah puasa dalam bulan ini bisa menjadai ajang latihan untuk konsisten melakukan kebaikan dan menghindari keburukan. baca juga:akibat eceng gondok, drainase mampet dan kecamatan sindang tergenang air “wahai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan pada orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” (qs. al baqarah: 183). dalam ayat ini allah swt menyebutkan hikmah disyari’atkannya puasa yaitu agar kita bertakwa. takwa ini akan terbentuk dari ketaatan. di dalam bulan ramadan, kita berpuasa sebagai wujud ketaatan. tidak makan, minum, dan berhubungan suami-istri pada siang hari, serta hal lain yang bisa membatalkan puasa karena taat kepada perintah allah dan menjauhi larangan-nya. begitu pula orang yang berpuasa melatih dirinya untuk semakin dekat pada allah. ia mengekang hawa nafsunya padahal ia bisa saja menikmati berbagai macam kenikmatan tanpa diketahui orang lain. ia tinggalkan semua itu karena ia tahu bahwa allah selalu mengawasinya. baca juga:atasi pengangguran lulusan sma, dprd berencana kembangkan zona industri remaja muslim tentu lebih bisa mengendalikan emosinya ketika puasa sehingga terhindar dari perbuatan kekerasan atau tindakan merugikan orang lain. orang yang berpuasa juga akan berusaha mengisi waktunya dengan amal salih dan menjauhkan diri dari perkara yang sia-sia. sehingga di akhir ramadan nanti akan terbangun karakter takwa dalam diri setiap muslim. untuk menjaga keimanan dan ketakwaan tetap terjaga. agar bukan cuman dalam ramadan ia taat, tapi berkelanjutan hingga sepanjang hidupnya. baca juga:ikut memotong bahan-bahan, bupati imron memasak takjil bersama polwan polresta cirebon. maka dibutuhkan support sistem, yaitu penerapan islam secara menyeluruh dalam semua aspek kehidupan. karena islam merupakan aturan hidup yang sempurna. sistem pendidikan islam menjadikan islam sebagai landasan membuat kebijakan pendidikan. dari landasan itu, lahirlah kurikulum islam. tujuannya membentuk anak didik berkepribadian islam, yaitu punya pola pikir dan pola sikap islami. menjadikan hukum syara sebagai standar berperilaku. sehingga mereka akan memahami mana yang benar dan salah. maka akan lahir generasi berkualitas, yang bukan saja menguasai iptek tapi juga berakhlak mulia. wallahu a’lam bisshawab. (*) penulis adalah ketua qohuwa buntet pesantren cirebon
1
2
3
»
Tag
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 18 Maret 2024
Berita Terkini
Kolaborasi Pengentasan Permukiman Kumuh
Metropolis
2 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
3 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
3 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
3 jam
Mengenal Soerjadi Soerjadarma, Keturunan Kanoman Cirebon yang Jadi Perintis AURI
Headline
3 jam
Berita Terpopuler
Guru Banyak yang Stres?
Wacana
7 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
3 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
3 jam
Kuwu Ciwaringin Diberhentikan Sementara, Diduga Selewengkan Dana APBDes
Headline
7 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
3 jam
Berita Pilihan
Timnas Indonesia Resmi Jadi Tuan Rumah saat Kontra Bahrain, Menpora: Tidak Datang, WO
Headline
2 minggu
Timnas Indonesia Kalah Lawan China, Shin Tae Yong Beri Penjelasan Berikut
All Sport
3 minggu
Ranking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Hasil Arab Vs Bahrain Untungkan Indonesia
All Sport
3 minggu
Inilah Update Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru Usai Tahan Imbang Bahrain
All Sport
3 minggu
Timnas Indonsia Turunkan Kekuatan Penuh, Yakin Bisa Curi Poin dari Bahrain
All Sport
1 bulan