Pengendalian Media Sosial Masa Puasa

Reporter: Bambang |

Editor: Bambang |

Jumat , 15 Mar 2024 - 14:14

Ilustrasi--

Oleh: Mukhammad Alwani*

BAGI banyak orang, media sosial telah menjadi kebiasaan yang sulit diubah. Bahkan ketika mencoba untuk berpuasa dari media sosial, dorongan untuk memeriksanya terus-menerus masih sangat kuat.

Selain itu, beberapa orang merasa kehilangan atau tertinggal dari informasi terbaru, berita, atau kegiatan teman-teman mereka saat mereka berpuasa dari media sosial.

Meskipun demikian, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengelola tantangan dan memaksimalkan manfaat dari penggunaan bersosial media.

Pertama, tetap terhubung secara personal dengan teman dan keluarga, meskipun \ melalui media sosial. Ini bisa dilakukan melalui komunikasi langsung, seperti bertemu di dunia nyata, telepon, atau pesan teks.

Kedua, cobalah mengalihkan perhatian dari media sosial ke kegiatan yang lebih sehat dan bermanfaat. Misalnya, belajar sesuatu yang baru, melakukan aktivitas kreatif, atau berolahraga.

Ketiga, atur batas waktu untuk penggunaan media sosial, jika memungkinkan. Misalnya, hanya mengizinkan diri untuk memeriksa media sosial selama satu jam setiap hari.

Terakhir, gunakan waktu yang biasanya dihabiskan di media sosial untuk hal-hal yang lebih bermakna dan produktif.

Dengan mengelola penggunaan bersosial media dengan bijak dan menemukan cara untuk mengatasi tantangan yang muncul, kita dapat mengalami manfaat yang signifikan dari memperkenalkan sedikit lebih banyak ruang dan waktu dalam hidup kita.

Jadi, di tengah gemerlapnya dunia digital, mari kita ingat untuk sesekali melambat, berhenti, dan menikmati kehidupan di luar layar.

Dalam perspektif teori komunikasi, pengendalian penggunaan media sosial dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Salah satu pendekatan yang relevan adalah teori Uses and Gratifications (Penggunaan dan Kepuasan).

Teori ini mengemukakan bahwa individu secara aktif memilih dan menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadi mereka.

pengendalian media sosial masa puasa                            oleh: mukhammad alwani*
bagi banyak orang, media sosial telah menjadi kebiasaan yang sulit diubah. bahkan ketika mencoba untuk berpuasa dari media sosial, dorongan untuk memeriksanya terus-menerus masih sangat kuat.
selain itu, beberapa orang merasa kehilangan atau tertinggal dari informasi terbaru, berita, atau kegiatan teman-teman mereka saat mereka berpuasa dari media sosial.
meskipun demikian, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengelola tantangan dan memaksimalkan manfaat dari penggunaan bersosial media.
pertama, tetap terhubung secara personal dengan teman dan keluarga, meskipun \ melalui media sosial. ini bisa dilakukan melalui komunikasi langsung, seperti bertemu di dunia nyata, telepon, atau pesan teks.
baca juga:ada pasangan iman, bambang dan selly masuk polling cabup
kedua, cobalah mengalihkan perhatian dari media sosial ke kegiatan yang lebih sehat dan bermanfaat. misalnya, belajar sesuatu yang baru, melakukan aktivitas kreatif, atau berolahraga.
ketiga, atur batas waktu untuk penggunaan media sosial, jika memungkinkan. misalnya, hanya mengizinkan diri untuk memeriksa media sosial selama satu jam setiap hari.
terakhir, gunakan waktu yang biasanya dihabiskan di media sosial untuk hal-hal yang lebih bermakna dan produktif.
dengan mengelola penggunaan bersosial media dengan bijak dan menemukan cara untuk mengatasi tantangan yang muncul, kita dapat mengalami manfaat yang signifikan dari memperkenalkan sedikit lebih banyak ruang dan waktu dalam hidup kita.
baca juga:warung tpid akan kendalikan harga kepokmas di pasaran
jadi, di tengah gemerlapnya dunia digital, mari kita ingat untuk sesekali melambat, berhenti, dan menikmati kehidupan di luar layar.
dalam perspektif teori komunikasi, pengendalian penggunaan media sosial dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. salah satu pendekatan yang relevan adalah teori uses and gratifications (penggunaan dan kepuasan).
teori ini mengemukakan bahwa individu secara aktif memilih dan menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadi mereka.
oleh karena itu, kontrol penggunaan media sosial juga terkait dengan cara individu memanfaatkan media untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
baca juga:disnaker mulai ingatkan pengusaha bayar thr, satu bulan gaji bagi masa kerja di atas satu tahun
dalam konteks ini, individu dapat menggunakan media sosial untuk berbagai tujuan, seperti hiburan, informasi, interaksi sosial, atau pengembangan diri.
namun, terlalu banyak penggunaan media sosial tanpa kendali dapat mengarah pada masalah seperti kecanduan, stres, atau kehilangan waktu yang berharga.
berdasarkan teori uses and gratifications, individu memiliki kemampuan untuk mengontrol penggunaan media sosial mereka dengan memilih bagaimana mereka ingin menggunakan platform tersebut.
ini dapat dilakukan melalui pemilihan konten yang dikonsumsi, menetapkan batas waktu untuk penggunaan media sosial, atau bahkan melakukan puasa bersosial media untuk jangka waktu tertentu.
baca juga:ditetapkan jadi tersangka, h karna sobahi, orang tua ina: kami percaya kebenaran akan terungkap 
selain itu, teori self-determination theory (teori penentuan diri) juga dapat memberikan wawasan yang berharga tentang pengendalian penggunaan media sosial.
teori ini mengemukakan bahwa individu memiliki kebutuhan psikologis dasar untuk otonomi (kemampuan untuk mengendalikan tindakan mereka sendiri), kompetensi (merasa efektif dalam tindakan mereka), dan koneksi sosial (merasa terhubung dengan orang lain).
dalam konteks pengendalian media sosial, individu dapat mencari otonomi dengan menetapkan aturan dan batasan untuk penggunaan media sosialnya sendiri, sehingga tidak terjebak dalam penggunaan yang berlebihan.
hal ini juga dapat meningkatkan kompetensi mereka dengan menyadari dampak penggunaan media sosial dan mencari cara untuk mengelolanya secara efektif.
baca juga:kepala bkpsdm majalengka jadi tersangka korupsi pembangunan pasar sindang kasih
terakhir, individu dapat memastikan bahwa penggunaan media sosial mereka tidak mengganggu koneksi sosial yang sehat dengan orang lain di kehidupan nyata.
dalam konteks komunikasi interpersonal, teori social penetration theory (teori penetrasi sosial) juga dapat menjadi relevan.
teori ini menyatakan bahwa hubungan interpersonal berkembang melalui proses pengetahuan dan pengungkapan diri yang bertahap.
dengan demikian, individu dapat mengendalikan penggunaan media sosial mereka dengan memperhatikan tingkat pengungkapan diri dan interaksi sosial yang terjadi di platform tersebut.
baca juga:tak bisa usung satu paket, pdip carikan pendamping acep purnama di pilkada kuningan
dengan membatasi informasi pribadi yang dibagikan dan memprioritaskan interaksi sosial yang bermakna, individu dapat mengontrol penggunaan media sosial mereka untuk memperkuat hubungan interpersonal yang sehat.
dalam kesimpulan, pengendalian media sosial dalam perspektif teori komunikasi melibatkan pemahaman dan pengelolaan kebutuhan individu, otonomi, kompetensi, dan koneksi sosial.
dengan memahami kebutuhan dan motivasi di balik penggunaan media sosial serta dampaknya terhadap hubungan interpersonal dan kesejahteraan pribadi, individu dapat mengambil langkah-langkah untuk mengontrol penggunaan mereka dengan bijaksana. (*)
*mahasiswa pascasarjana iain syekh nurjati cirebon

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 16 Maret 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan