Jawa Barat Waspada Cuaca Ekstrem sampai dengan Tanggal 20 Maret
BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Provinsi Jawa Barat.-dokumen -tangkapan layar
RADAR CIREBON – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini dan prakiraan ataupun prospek cuaca mingguan untuk Provinsi Jawa Barat.
Dalam satu minggu terakhir, terhitung dari tanggal 05 – 12 Maret 2024 BMKG menemukan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan dan peningkatan curah hujan di sebagian wilayah.
Teridentifikasi beberapa gelombang atmosfer antara lain Madden Julian Oscilation (MJO) yang merupakan aktivitas intraseasonal di wilayah tropis pada kwadran 4.
Gelombang Kelvin terpantau aktif di wilayah Jawa Barat, termasuk adanya pergerakan sirkulasi siklonik yang terjadi dari perairan Australia Barat yang mengakibatkan pertemuan angin dari Pulau Sumatera hingga Jawa Barat.
BACA JUGA:Kabupaten Kuningan Ingin Jadi Kabupaten Angklung, Bakal Dimainkan di Tiap Acara Pemerintah
Kondisi-kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan dari potensinya pertumbuhan awan dan suhu muka laut di perairan Indonesia yang masih relatif hangat. Hal ini selaras dengan indikasi adanya uap air di wilayah Jawa Barat yang cocok dengan kelembapan relatif.
Kelembapan relatif di Jawa Barat relatif basah pada lapisan 850 – 500 mb yang berkisar antara 60 -98% dengan labilitas atmosfer pada skala lokal secara umum pada kategori sedang hingga kuat.
Terhitung mulai tanggal 14 – 20 Maret 2024, diprakiraan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan dan akan terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.
Masih terlihat gelombang atmosfer yang sama yaitu Madden Julian Oscillation (MJO) aktif, namun untuk pekan ini akan berada pada kwadran 5, hanya bergeser sedikit dari kwadran sebelumnya.
BACA JUGA:Jumlah Penumpang Bandara Kertajati di Bawah 2 Ribu Orang per Hari, Penerbangan Makin Minim
Gelombang Kelvin dan Gelombang Rossby Equator aktif di wilayah Jawa, termasuk wilayah Jawa Barat dengan Bibit Siklon Tropis.
Keadaan ini diprakiraan menjadi Siklon Tropis sehingga dapat membentuk area pertemuan angin dan belokan angin di wilayah Jawa Barat.
Dengan naiknya suhu muka laut di sekitar perairan Indonesia yang relatif hangat, mengindikasikan masih adanya potensi suplai air ke wilayah Jawa Barat.
Dari segi labilitas atmosfer, masih terlihat labilitas secara umum berada pada kategori labil hingga kuat.