Dua Ribu Warga Majalengka ke Luar Negeri

MAJALENGKA - Jumlah pekerja migran prosedural dari Kabupaten Majalengka saat ini mencapai 2 ribu orang.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Koperasi, Ketenagakerjaan, Usaha Kecil Menengah (K2UKM) Kabupaten Majalengka, H Arief Daryana AP MP.

Ia menyebutkan bahwa 3 kecamatan tertinggi asal migran dari Kabupaten Majalengka adalah Kecamatan Ligung, Jatitujuh, dan Kertajati.

"Selain para pekerja migran keluar negeri yang prosedural, ada juga pekerja migran Indonesia (PMI) yang non prosedural, dan kasus yang banyak menimpa PMI karena berangkat non prosedural," kata Arif kepada wartawan koran ini di sela menghadiri acara di aula Mie SP Majalengka belum lama ini.

Dijelaskan Arief, jika terjadi kasus atau masalah yang menimpa PMI, pihak yang bersangkutan atau keluarganya dapat melaporkan kepada DK2UKM Kabupaten Majalengka, untuk ditindaklanjuti oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

BACA JUGA:Sekda Eman Singgung Soal Baliho

"Yang bertanggung jawab atas kasus yang menimpa migran adalah pemerintah pusat, yaitu Kementerian Luar Negeri. Namun prosesnya berjenjang ke BP2MI dan dinasnya siap menerima aduan PMI untuk ditindaklanjuti. Saat ini ada 2-3 kasus laporan yang menimpa migran asal Kabupaten Majalengka dan sudah ditindaklanjuti. Kasus pemulangan PMI dari Panyingkiran dan Sindang yang terakhir sudah ditangani," jelasnya.

Disebutkan oleh Arief, jumlah pekerja migran dari Jawa Barat (Jabar) merupakan jumlah terbesar ketiga di Indonesia, setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Sedangkan di Jawa Barat, jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) terbanyak berasal dari Kabupaten Indramayu, disusul oleh Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Karawang.

"PMI dari Kabupaten Majalengka berada pada peringkat kelima dengan rata-rata sejumlah seribu migrant yang berprosedur," ujarnya.

BACA JUGA:Bandara Kertajati Masih Lesu, Jumlah Penumpang Per Hari Masih Jauh dari Target

Dijelaskan oleh mantan Camat Maja ini, negara yang paling diminati oleh migran Kabupaten Majalengka adalah Taiwan, Hongkong, Malaysia, Singapura, Jepang, dan Arab Saudi.

"Sedangkan kasus yang paling sering menimpa migran adalah di Arab Saudi," tambah Arief. (ara)

Tag
Share