Membentuk Pendidikan Karakter
Ilustrasi--
Oleh: Ami Supriyanti*
PENDIDIKAN karakter merupakan salah satu aspek penting dalam pembentukan kepribadian dan moralitas individu.
Di Indonesia, degradasi moral pada pelajar telah menjadi permasalahan nasional. Ada kecenderungan penurunan etika dan kedisiplinan di kalangan remaja.
Beberapa faktor yang mempengaruhi degradasi moral antara lain pengaruh budaya populer, yang memiliki nilai moral dan tradisi yang berbeda dan mudah untuk diakses.
Ditambah kurangnya implementasi pendidikan karakter efektif yang diajarkan dalam kurikulum sekolah positif.
BACA JUGA:Inklusi Perempuan dan Capaian Pemberdayaan Gender
Media sosial dan industri hiburan yang mempromosikan nilai-nilai konsumerisme, hedonisme, dan gratifikasi secara instan menyebabkan pelajar cenderung mengabaikan nilai-nilai moral positif.
Sehingga mereka cenderung lebih fokus pada popularitas dan pencapaian pribadi tanpa mempertimbangkan etika.
Ketergantungan teknologi, seperti kecanduan gawai dan media sosial, mengganggu waktu yang semestinya bisa digunakan untuk belajar dan refleksi diri. Hal ini menyebabkan penurunan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan.
Interaksi langsung dengan lingkungan sekitarnya juga berkurang. Selain itu, implementasi pendidikan karakter yang belum optimal juga mempengaruhi degradasi moral.
BACA JUGA:Anak Disabilitas Berhak Meraih Kesuksesan
Banyak lembaga pendidikan lebih fokus pada aspek akademik tanpa memberi perhatian cukup pada pembentukan karakter.
Dari berita-berita media massa banyak ditemui berita tentang generasi muda yang kehilangan arah, dan melakukan tindakan tidak etis, imoral dan irasional, seperti kecurangan akademik, perundungan, dan perilaku menyimpang lainnya.
Jepang dikenal memiliki sistem pendidikan berkarakter yang kuat dan mengakar dalam budaya dan sejarah bangsanya. Prinsip dasar pendidikan karakter Jepang dapat diimplementasikan bagi pembangunan etika dan kedisiplinan bagi generasi muda di Indonesia.