Kamis, 07 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Berita Utama
Wacana
Aneka Berita
Metropolis
Kabupaten
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Majalengka
All Sport
Nasional
Internasional
Jawa Barat
Network
Beranda
Wacana
Detail Artikel
Kaitan Etika dan Iman
Reporter:
Bambang
|
Editor:
Bambang
|
Senin , 04 Mar 2024 - 17:50
Ilustrasi--
kaitan etika dan iman oleh: subandi mhum dari kata ‘etika’ melahirkan ‘etik’ dan ‘kode etik’. yang disebut terakhir ini tidak lagi sama dengan makna asalnya sebagai sopan santun tapi cakupannya lebih luas menjadi ‘peraturan’ dan ‘ketentuan’ bahkan dapat diturunkan menjadi standar operasinal prosedure atau sop. korelasi antara etik dan etika dapat pula dipahami bahwa etik merupakan kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan juga nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. dari sudut linguistik, etika atau etik berasal dari kata yunani, ethos, yang dalam bentuk jamaknya ta etha berarti kebiasaan. baca juga:pj walikota lantik 691 pppk oleh karena itu, etika mengacu pada nilai-nilai, cara dan aturan hidup yang baik dan semua kebiasaan yang diturunkan dari orang ke orang atau dari generasi ke generasi. dalam pandangan alam islam (islamic worlview) tata karma dan sopan santun tidak sempurna jika tidak inheren dengan nilai ilmu dan iman. dan untuk menyatukan nilai tata karma, ilmu dan iman muncullah kata kunci ‘adab’ atau ‘akhlak’. bahkan kata ‘adab’ termaktub dalam konstitusi, sila kedua pancasila “kemanusiaan yang adil dan beradab”, itu menandakan bahwa kata kunci adab telah menyatu dengan bangsa indonesia. adab juga lebih mudah dipahami baik sebagai bagian dari tata krama maupun dalam dunia pendidikan. adab bukan hanya sekadar sopan santun, tapi merupakan kombnasi antara iman, ilmu, dan amal, demikian penjelasan prof. hamid fahmy zarkasyi, (ilham kadir, 2023). baca juga:harga pangan melonjak, el nino penyebabnya? dalam islam, ilmu dan adab merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan, karena saling menguatkan antara satu dengan lainnya. ilmu tanpa adab laksana jasad tanpa ruh, dan adab tanpa ilmu ibarat orang berjalan tanpa arah dan petunjuk. keduanya harus bersinergi, sebab berilmu tanpa adab akan dimurkai (al-maghdhūb) sedangkan beradab tanpa ilmu merupakan kesesatan (al-dhālīn). kedua kata kunci ini ‘ilmu dan adab’ ternyata menjadi masalah utama dan mendasar yang sedang menimpa umat islam. ilmu telah dijauhkan dari nilai iman dan akhlak yang merupakan inti dari adab. inilah yang dianalisa oleh prof. syed muhammad naquib al-attas, lalu menarik kesimpulan bahwa segenap kehancuran menimpa umat islam berpangkal dari lost of adab alias hilangnya adab. baca juga:tekan harga jelang ramadan, bulog salurkan beras sphp ke ritel dan pasar tradisional efek buruk dari fenomena lost ofa adab adalah terjadinya kebingungan dan kekeliruan persepsi mengenai ilmu pengetahuan, hasil akhirnya ditandai dengan lahirnya pemimpin yang bukan saja tidak layak memimpin umat melainkan juga tidak memiliki akhlak luhur dan kapasitas intelektual dan spiritual memadai. sehingga mengakibatkan kerusakan dalam berbagai dimensi kehidupan, mulai dari kerusakan dalam skala individu, keluarga, masyarakat, bangsa, hingga negara, (al-attas, 1980). tauhid mewajibkan adanya iman, barangsiapa tidak beriman, pasti ia tidak bertauhid, dan iman mewajibkan syariat, maka barangsiapa yang tidak ada syariat padanya ia pasti tidak memiliki iman dan tidak pula bertauhid. dan syariat mewajibkan adanya adab, maka barangsiapa yang tidak beradab pada dasasrnya tiada syariat tiada iman, dan tiada tauhid padanya. pentingnya ilmu dan adab dalam tradisi keilmuan islam, menurut ahmad alim, telah mendorong perhatian para ulama untuk melahirkan karya-karya unggulan tentang konsep ilmu dan adab, dengan kajian mendalam dan komprehensif, (adian husaini, dkk: 2014. 191). baca juga:baru sebulan, pelayanan sim di mpp dinilai efektif menurut aidh al-qarni, dakwah nabi muhammad mencakup tiga unsur utama, berdasarkan firman allah (al-jumu’ah[62]: 2), ‘dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka untuk membacakan ayat-ayat-nya kepada mereka, mensucikan mereka [yuzakkīhim], mengajarkan mereka al-qur’an [wa yu’allimuhum al-kitāb], dan as-sunnah [wa al-hikmah]. dan sebelum itu, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.’ berdasarkan petunjuk ini, maka tugas utama rasulullah adalah tablīgh, atau menyampaikan dakwah, tazkiyah atau menyucikan jiwa, dan ta’līm. makna sesungguhnya tazkiyah adalah mendidik jiwa untuk menegakkan syariat islam, menaati segenap perintah agama serta menjauhi larangan-larangan syariat serta berakhlak dengan akhlak mulia, serta memiliki adab yang tinggi. nabi melaksanakan tugas tazkiyah dan tarbiyah kepada para sahabatnya mendidik mereka dengan adab yang luhur. sehingga para sahabat dapat berubah 180 derajat, dari sikap kasar dan beringas menjadi lemah lembut dan penyayang, lapang dada dan bersikap lunak. baca juga:pelunasan biaya haji tahap ii dibuka, pendamping lansia harus ada rekomendasi dokter dari para sahabat umat ini kita belajar atas kegigihan dan semangat mereka menyebarkan agama islam, mereka adalah orang yang pertama memiliki semangat dan tekad baja untuk mengajarkan adab sebelum ilmu. para sahabat nabi adalah mereka yang sangat bersemangat untuk mengajarkan adab sebelum ilmu kepada murid-muridnya dari kalangan tābi'īn dan mengarahkan pada mereka agar menjaga pusaka berharga dalam agama dan memang perlu dijaga, khususnya bagi para penuntut ilmu berupa adab baik terhadap diri sendiri, keluarga, guru, teman, dan masyarakat di mana pun berada. demikianlah posisi adab dalam islam dan sekaligus dalam konstitusi negara kesatuan republik indonesia, maka seharusnya segenap tujuan pendidikan, program, proses hingga evaluasi tidak boleh terlepas dari adab yang terintegrasi dengan ilmu, iman dan amal, demikian pula dalam ranah ekonomi dan politik harus berlandaskan nilai-nilai adab, termasuk adab kepada lingkungan sekitar. semestinya, para pemimpin dan calon pemimpin, presiden dan calon presiden, wakil dan calon wakil presiden harus menjadi contoh nyata dalam meangaplikasikan terminologi adab yang sarat dengan ilmu, iman, dan amal agar masyarakat indonesia lebih mudah menemukan panutan dalam bernegara. (*) penulis adalah dosen unu
1
2
3
»
Tag
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 05 Maret 2024
Berita Terkini
Kolaborasi Pengentasan Permukiman Kumuh
Metropolis
1 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
2 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
2 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
2 jam
Mengenal Soerjadi Soerjadarma, Keturunan Kanoman Cirebon yang Jadi Perintis AURI
Headline
2 jam
Berita Terpopuler
Guru Banyak yang Stres?
Wacana
6 jam
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
2 jam
Kejanggalan Gedung Setda Kota Cirebon Sempat Diincar KPK
Headline
2 jam
Kuwu Ciwaringin Diberhentikan Sementara, Diduga Selewengkan Dana APBDes
Headline
6 jam
Walikota dan DPRD Bisa Tidak Gajian
Metropolis
2 jam
Berita Pilihan
Timnas Indonesia Resmi Jadi Tuan Rumah saat Kontra Bahrain, Menpora: Tidak Datang, WO
Headline
2 minggu
Timnas Indonesia Kalah Lawan China, Shin Tae Yong Beri Penjelasan Berikut
All Sport
3 minggu
Ranking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Hasil Arab Vs Bahrain Untungkan Indonesia
All Sport
3 minggu
Inilah Update Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru Usai Tahan Imbang Bahrain
All Sport
3 minggu
Timnas Indonsia Turunkan Kekuatan Penuh, Yakin Bisa Curi Poin dari Bahrain
All Sport
1 bulan